Tradisi Kunjungan Iblis di Malam Tahun Baru

Selamat tahun baru, Sobat Vero!

Sebenarnya gue bukan orang yang suka merayakan pergantian tahun karena buat gue perubahan dari tanggal 31 Desember ke 1 Januari sama aja kayak perubahan dari tanggal 31 Januari ke 1 Februari. Makanya pergantian tahun lebih sering gue rayakan dengan tiduran sambil nonton Netflix di rumah atau kerja di kafe temen gue. Tapi, ada satu acara di malam tahun baru yangsangat ingin gue lihat dengan mata kepala gue sendiri. Yaitu, Festival Namahage Sedo di Kota Oga, Prefektur Akita, Jepang.

Festival Namahage Sedo adalah festival tradisional Jepang yang dimulai sejak tahun 1964, dan diadakan selama tiga hari pada saat pergantian tahun. Festival ini menggabungkan ritual suci kuil Shinto yang disebut ‘Saitousai’ dan cerita rakyat ‘Namahage’. Namahage sendiri adalah sebutan untuk sosok iblis raksasa yang berkeliaran selama musim dingin untuk mencari anak-anak yang malas dan nakal.

Para pria di kota Oga akan menyamar sebagai Namahagedengan memakai topeng setan berwarna biru dan merah yang disebut ‘oni’, dan memakai jubah jerami yang disebut ‘mino. Sambil diiringi gemuruh drum atau ‘taiko’, para Namahage turun dari gunung dengan membawa obor dan pedang dari kayu. Lalu mereka akan berkeliaran di tengah keramaian dan berkunjung ke rumah-rumah sambil berteriak, “Apakah ada anak kecil yang nakal di sini?!”

Suasana di Festival Namahage Sedo ini pun terasa semakin mencekam karena teriakan anak-anak yang takut ditangkap oleh para Namahage yang sosoknya memang terlihat sangat menyeramkan itu. Padahal para Namahage hanya akan memberi nasihat agar anak-anak yang mereka anggap nakal itu bisaberperilaku lebih baik di tahun yang baru nanti. Setelah pekerjaan para Namahage selesai, mereka pun akan kembali ke gunung tempat mereka berasal.