Di Jepang, ada urban legend tentang sebuah puisi yang mengandung kutukan sehingga orang yang membaca puisi itu dengan lantang akan mendapat kesialan dan bahkan kematian. Puisi itu berjudul “Tomino no Jigoku” atau “Tomino’s Hell.”
Pada tahun 1919, Saijo Yaso merilis sebuah buku kumpulan puisi berjudul “Sakin” atau “Gold Dust.” Tomino’s Hell merupakan salah satu puisi di dalam buku kumpulan puisi tersebut. Puisi itu kemudian menjadi populer setelah orang-orang yang membacanya mengalami hal aneh.
Awalnya, Tomino’s Hell dianggap sebagai penggambaran rasa kehilangan Saijo Yaso saat ayahnya meninggal ketika terjadi perang dunia I. Tapi, karena interpretasi dari setiap pembaca berbeda-beda, orang-orang pun mulai membuat beberapa teori yang menjelaskan isi puisi Tomino’s Hell yang terkesan “gelap” itu.
Ada teori yang mengatakan bahwa Tomino adalah seorang anak perempuan yang menjadi korban kekerasan di keluarganya karena dia lahir dengan keadaan fisik yang tidak sempurna. Walau begitu, Tomino merupakan anak yang pintar dan kreatif. Tomino lalu menulis semua penderitaannya di dalam sebuah puisi yang, sialnya, dibaca oleh kedua orangtuanya. Karena kedua orangtuanya takut dengan Tomino setelah membaca puisi itu, Tomino kemudian dikunci di ruang bawah tanah dan tidak diberi makan selama berminggu-minggu hingga akhirnya dia mati karena kelaparan.
Selain itu, ada juga teori yang mengatakan bahwa Tomino adalah seorang anak perempuan yang membunuh kedua orangtuanya, dan puisi Tomino’s Hell itu menggambarkan Tomino yang sedang menuju “Mugen Jigoku” atau bagian terendah dari neraka. Mereka yang berada di “Mugen Jigoku” akan disiksa selamanya. Oleh karena itu puisi Tomino’s Hell mengutuk siapa pun yang membacanya dengan lantang. Entah dengan kematian atau kesialan seumur hidup.
Salah satu orang yang merasakan kutukan dari puisi Tomino’s Hell adalah seorang sutradara bernama Shuji Terayama. Pada tahun 1974, dia membuat film berdasarkan puisi itu yang berjudul “Denen ni Shisu” atau “To Die in the Countryside.” Seminggu setelah filmnya dirilis, dia meninggal dunia.
Bagi kalian yang penasaran dengan isi puisi Tomino’s Hell, silakan cari di internet. Tapi, buat jaga-jaga, jangan dibaca dengan lantang ya!