Tips Parenting Ala Song Il Kook, Ayah Song Triplets yang Kini Sudah Remaja!

Mungkin Sobat Vero pernah melihat video tiga anak kembar asal Korea yang lucu, kini ketiga anak menggemaskan tersebut sudah beranjak remaja, bahkan tinggi mereka bertiga hampir sama dengan sang ayah, Song Il Kook.

Terkenal saat muncul di program acara The Return of Superman, memang gaya parenting ayah dari ketiga anak kembar tersebut selalu mendapat pujian, karena dinilai membuat anak tetap disiplin namun bebas mengekspresikan dirinya.

Baru-baru ini Song Il Kook membagikan rahasia parenting yang selama ini ia praktikkan pada ketiga anak kembarnya.

Tips Parenting Ala Song Il Kook yang Bisa Disontek

Jangan Memotong Saat Anak Bicara

Kadang orang tua lupa, kalau anak juga punya hak untuk menyuarakan pendapatnya. Ketika anak mau berbicara dengan kalian untuk menyampaikan isi pikiran atau isi hati mereka, jangan pernah berusaha untuk memotong apa yang sedang mereka ungkapkan.

Sekalipun terkadang ucapan anak tidak masuk akal, berusahalah jadi pendengar yang baik bagi mereka, maka mereka akan merasa dihargai.

Tatap Mata Anak

Ketika ingin bicara pada anak, usahakan untuk selalu menatap mata mereka dengan hangat. Sekalipun kalian sedang marah, tak ada salahnya untuk bicara sambil menyamakan tinggi dan menatap mata sang anak agar dia lebih fokus pada kalian.

Jangan Marahi Anak Depan Orang Lain

Saat sedang emosi, jangan pernah meledak tiba-tiba apalagi di depan banyak orang. Sekalipun di hadapan anak kalian yang lainnya, usahakan untuk memarahi anak tanpa sepengetahuan orang lain bahkan anggota keluarga lainnya.

Selain anak akan lebih fokus pada apa yang jadi kesalahannya, anak juga tidak perlu merasakan malu karena dilihat banyak orang saat dimarahi.

Jangan Memanjakan Anak

Sebisa mungkin jangan membuat anak kalian menjadi anak yang manja. Perkenalkan anak dengan rasa tanggung jawab dan sikap disiplin. Dengan begitu, anak jadi bisa lebih mandiri sejak dini, dan mereka akan jadi lebih terbiasa untuk mengurus segala hal sendiri.

Jangan Memukul Anak

Trauma yang diciptakan akibat memukul atau mencubit anak itu tidak akan pernah hilang dari ingatan sang anak. Sekalipun saat besar mereka melupakan kejadian tersebut, tapi tubuh mereka mengingat rasa sakitnya di alam bawah sadar mereka.

Hal itu bisa membuat anak jadi takut dan buruknya mungkin akan menjaga jarak dari orang tuanya.

Jangan Buat Janji Dengan Anak Jika Tak Bisa Ditepati

Anak akan ingat apapun yang kalian katakan dan lakukan, saat kalian membuat janji yang tidak bisa kalian tepati, anak pasti akan kecewa dan bisa jadi karena hal tersebut saat ia dewasa, ia akan meniru cara orang tuanya ingkar janji karena menurut mereka “orang tua saya saja melakukannya, kenapa saya tidak?”.

Jangan Bantu Anak Untuk Pekerjaan yang Bisa Ia Lakukan Sendiri

Kadang orang tua refleks membantu anak yang sedang kesulitan, misalnya ketika mencoba merangkak ke atas tempat tidur, atau mencoba turun dari kursinya, dan sebagainya.

Padahal kesulitan tersebut bisa sang anak selesaikan sendiri, cukup beri mereka kepercayaan dan awasi dari jarak aman.

Jangan Malu Meminta Maaf

Saat anak salah, orang tua mengajarkan untuk meminta maaf. Lalu bagaimana jika orang tua yang ternyata berbuat salah? Tidak ada salahnya orang tua juga berani mengakui kesalahannya di hadapan sang anak.

Hal itu membuat anak bisa mencontoh perilaku yang baik dari orang tuanya sekaligus membuat anak sadar bahwa kesalahan bisa terjadi pada siapa saja dan saat salah harus meminta maaf.

Jangan Ikut Marah Saat Anak Marah

Biasanya anak tiba-tiba tantrum, marah bahkan kesal pada orang tuanya. Hal itu jangan membuat kalian sebagai orang tua ikut marah. Biarkan emosi sang anak mereda, setelah itu baru kalian bisa ajak bicara baik-baik.

Perioritaskan Kualitas Waktu Bersama Anak

Jika kalian adalah orang tua pekerja, yang tidak bisa setiap hari bersama anak. Maka sangat penting meluangkan waktu yang berkualitas dengan anak, jangan sia-siakan waktu akhir pekan hanya diam di rumah di depan gadget masing-masing. Lebih baik keluar dan perkenalkan dunia luar pada anak, atau jika hanya bisa di rumah kalian bisa menciptakan permainan edukasi di dalam rumah yang melibatkan seluruh anggota keluarga agar semakin dekat.

Exit mobile version