The Wedding (Chapter 7)

Rhea berjalan dengan lemas, hatinya seperti sebuah serpihan yang tidak dapat disatukan lagi. Kai tetap mengikutinya dari belakang dengan tatapan khawatir, membiarkan Rhea merasakan sakit hatinya namun akan menjaganya dari belakang.  Rhea menatap pintu depan penthouse-nya yang sudah terbuka. Dia menghela nafas yang cukup berat, sudah tahu kalau papanya ada di dalam. Rhea terdiam sejenak seperti berpikir. 

“Kamu yakin mau pulang?” 

“Saya ngga kepikiran untuk pergi kemana-mana.” 

Kai tidak berani bertanya lebih lanjut. Kemudian, Rhea melongok ke depan pintu dan menemukan Darren yang bekerja dari laptopnya duduk di sofa ruang tamu. Setelah mendengar suara sepatu yang dilepas, Darren segera menoleh. 

“Kamu ngga akan menghentikan apa yang papa lakukan, kan?” 

Rhea yang berjalan lunglai terhenti di depan papanya.  Kai memberikan salam sopan dengan mengangguk pada Darren dan Darren membalas dengan senyuman tipis. Kemudian suara Rhea yang menegas cukup memecah keheningan. 

“Papa bisa ngga, ngga membahas, menanyakan atau apapun tentang yang terjadi di pemberitaan? Perasaan aku yang harusnya papa pikirkan dulu! Aku shock akan semuanya dan Sean benar-benar ngga punya pembelaan apa-apa.” 

Rhea terduduk dan membanting badannya ke sofa. Air mata ternyata berlinang di saat dirinya menunduk. Dunia seperti berada pada punduknya. Kai ingin menghampirinya, tetapi dengan sopan Darren memintanya mundur. Darren duduk di sebelah Rhea. Baru kali itu Rhea tidak sekuat seperti biasanya. 

 

Darren awalnya tidak ingin mengusap pundak Rhea, tetapi kini dia tidak punya banyak pilihan. Darren dengan lembut menggeser kepala Rhea ke pundaknya sambil merangkul dengan tangan kirinya. Kepala Rhea kini ada di dekapan papanya yang tampak kaku tetapi Darren tampak sangat berusaha untuk menenangkan putrinya. Rhea pun membiarkan dirinya mendapatkan kesempatan itu dari papanya. 

 

Hingga, momen manis antara bapak dan anak perempuannya itu itu hanya terasa beberapa detik. Tak berapa lama, Darren akhirnya menegakkan kepala Rhea lalu memegang kedua lengannya dengan cukup keras. Rhea kaget Darren melakukan hal itu. 

“Papa ngga akan membuat kamu galau-galau begini kelamaan, Rhea. Buang semua rasa sedih kamu. Kini dunia sudah berada digenggamanmu lagi.” Darren mengambil laptopnya yang ada di meja. Dia memperlihatkan beberapa artikel dan juga para KOL yang menyebar kalau Rhea memang korban dari kelicikan Ocean yang ingin menggagalkan pernikahannya dengan cara memalukan.  Netizen kini percaya kalau Rhea benar-benar korban dari semua orang yang ingin mensabotase kebahagiaannya.  Rhea hanya dapat terdiam tanpa berkata apapun. 

“Dengerin papa, Rhe. The new cushion dari ELGANC sudah bisa launching dan kolaborasi kamu dengan Kai akan jadi dream goals!” Darren menatap Rhea dengan mata berbinar. Lalu Kai pun ikut tersenyum melihat Rhea. Rhea langsung menyesal pada air matanya yang mengering. Kekecewaannya pada Ocean harusnya tidak membuang waktu sebanyak ini. Rhea kemudian bangkit. 

“Pa, aku mau istirahat. Banyak yang harus kerjain besok.” Rhea kemudian menatap Kai, “Makasih ya, Kai. Kamu juga istirahat.” Kai membalas dengan anggukan sambil tersenyum. 

That’s my girl!” Darren menepuk pundak Rhea dengan senyum yang bangga. Rhea berjalan menuju ke kamarnya dan tidak peduli lagi dengan papanya. Rhea seakan memang ingin bangkit lagi atau ingin mengusir Darren secara halus. Energinya terlalu banyak terpakai hari ini untuk perasaan yang entah apa namanya. 

Ketika Rhea mau masuk ke dalam kamarnya, dia melihat dulu kalau Darren dan Kai keluar bersama dari penthousenya. Rhea menghela nafasnya kembali. 

 

***

 

“Untuk semua bahan exhibition tolong dicek lagi ya. Wall of fame dengan kamera 360 harus dipastiin ada di sebelah exhibition. Karena semua influencer pasti foto di sana.” Diar tampak berada di depan pintu depan sebuah ballroom hotel di mana ELGANC akan meluncurkan produk barunya. Diar berbicara dengan pihak event organizer dan memastikan semuanya sudah aman.  Kemudian setelah selesai, Diar melewati banner besar bertuliskan, “Press Conference: Cover all stunning with ELGANC”.  Dalam 10 menit, acara akan dimulai. 

 

Tamu-tamu undangan mulai berdatangan. Mereka adalah kolega dari ELGANC, serikat kerja, media partner, influencer, KOL dan talent iklan yang siap menjadi model dalam pemotretan live. Area rooftop dibuat dekorasi serba biru dan seperti pantai. Karena Cushion terbaru yang dikeluarkan oleh ELGANC berasal dari pulau Jeju yang terkenal dengan wisata pantainya. Semua orang juga memakai dress dengan warna-warna pastel dan bergantian foto di wall of fame yang menggunakan kamera 360.  

 

Di puncak acara, Rhea akhirnya menampilkan dirinya. Dia berjalan ke tengah arah panggung, dengan menggunakan gaun berwarna biru laut, tampak anggun dan cantik dengan make up minimalist-nya.  Saat hendak naik ke panggung, Kai dengan sigap memegang tangan untuk membantunya naik. Para wanita tampak melirik sikap Kai yang begitu gentle kepada Rhea. Kai mengikat rambutnya yang panjang dan mengubah warna bajunya yang selalu khaki, cream atau cokelat muda menjadi biru laut. Awalnya Rhea tidak ingin menyambut tangan itu, tetapi ada sisi dari Rhea yang tau kalau dia harus menghibur orang-orang dengan momen-momen manis seperti ini. 

 

Kali ini, Rhea dipandang sebagai seorang putri Anna dalam film Frozen. Pria yang dulu hampir dinikahinya adalah serigala berbulu domba. Kemudian kini dia menemukan prince charming lainnya yang siap menyambut tangannya di kala susahnya. Hashtag dan juga sebutan ‘#luckyRhea, #luckyELGANC, #PURELGANC ’ mulai banyak bermunculan dalam komen live di semua media social.  Rhea memulai speech-nya dengan sangat tegas dan tertata. 

“Saya memohon maaf atas ketidaknyamanan para kolega, tamu dan media partner yang malah menyaksikan kasus yang membuat simpang siur. Saya juga memohon maaf kalau produk baru kami pun jadi ikut tertunda pelundurannya. Tetapi, kini ELGANC sudah bangkit dan siap menghadapi pembeli lagi. Dengan ini ELGANC memperkenalkan, Cover all with Stunning Cushion from Jeju.”  Rhea mempersingkat speech-nya dan menggeser papan putar kemudian muncullah Cushion yang bahannya berasa dari pulau Jeju, Korea Selatan.  Semua mata langsung tertuju pada cushion tersebut dan mengambil gambarnya. Cushion itu memiliki packaging berwarna tosca yang sangat nyaman dilihat mata. Bukan hanya tosca tetapi dipadukan dengan biru laut dan putih. Para Gen Z influencer tampak menggilai tampilan yang begitu fresh, begitu pula dengan para milenial yang mengangguk-angguk setuju.

 

Acara tampak meriah dengan kepuasan para influencer atas acara yang dibuat rapi dan elegan seperti gaya ELGANC. Rhea akhirnya dapat tersenyum dalam kegugupannya. Diar menghampiri lalu memberikan 1 gelas champagne. Kemudian, Diar mengajaknya untuk melakukan ‘toast’. Mereka berdua sama-sama tersenyum tipis melihat launching ini. 

Finally ya, Rhe.” Diar menatap Rhea dan mengagumi pakaiannya. 

Thank you, Dee. Your team was great!” Rhea mengangguk salut sambil menyebut panggilan saat kuliah. 

Your father too, Rhe.” Diar menyeringai. 

“Ah, party pooper.” Rhea mengambil 1 gelas champagne lainnya. Diar tertawa kecil melihat tingkah Rhea yang seperti itu. 

“Gelas terakhir ya.  Sebentar lagi announcement kolaborasi dengan PURE, you better be ready.” Diar mengusap lengan Rhea dengan lembut untuk menyemangatinya. 

“Iya cerewet!” Rhea menghabiskan one shot lalu menuju ke panggung. 

Rhea dan Kai sudah berdiri saling bersebelahan dan akan sama-sama menekan tombol sehingga nantinya layar di belakang akan menunjukkan sesuatu yang ditunggu.  

“Saya berterima kasih kepada Alakai Xavier sebagai CEO dari PURE yang telah mempercayakan produk terakhinya untuk dikolaborasikan bersama kami. Saya sudah tidak sabar untuk memperkenalkan kolaborasi ini. Silakan.” Rhea mempersilakan Kai untuk sama-sama memegang tombol tersebut. Kai pun menerima itu sambil tersenyum. Dalam hitungan ketiga, keduanya menekan tombol remote control dan tampaklah logo kolaborasi ELGANC dan PURE yang bertajuk PURELGANC. Semua tepuk tangan dengan meriah menyambut launching produk baru ini. Sesi pemotretan pun bergiliran mengambil gambar dari Rhea dan Kai yang memegang simbolis kolaborasi mereka.  

Hingga, saat suasana masih riuh, layar di belakang mereka menghitam. Kai meminta waktu untuk membicarakan sesuatu dan memegang mic dari EO. Namun, layar pun tak lama berubah menjadi latar berwarna biru laut dan muncul tulisan “WILL YOU MARRY ME?” Semua tamu undangan yang datang langsung bersorak bahagia. Rhea langsung melihat ke arah layar karena semua begitu riuh. Saat Rhea kembali memandangi tamu undangan, Kai sudah berada di hadapan Rhea.  

“Maaf Rhea, kalau saya dengan lancang memasukkan tulisan ini ke dalam acara launching. Tapi saya hanya ingin memberikan sedikit kejutan dan kebahagiaan atas apa yang terjadi sama kamu beberapa bulan lalu. Dalam beberapa bulan ini dekat dengan kamu, saya menyadari saya ingin selalu berada bersama kamu dan menjaga kamu. Kamu yang sering kumat GERD, kamu yang bahkan gak tau apa yang mau kamu pakai ke kantor, kamu yang sering sendirian di rooftop, kamu yang anak papi tapi selalu berjuang sendiri membangun ELGANC, dan kamu yang aku sayang. Jadi, apakah kamu mau menikah dengan aku?” Kai membuka kotak cincinnya dengan pelan dan diperlihatkan pada Rhea. Semua tamu undangan terkesima dengan ucapan Kai yang begitu tulus dan tampak menyayangi Rhea. 

 

Smartphone, kamera dan semua perhatian terpaku pada lamaran Kai yang begitu manis ini. Sementara, Rhea tertegun dan muncul kekaguman serta haru yang tidak dapat tergambarkan. Namun, dalam hatinya juga tersenyum kecil sambil bergumam, “Papa sampai segininya bikin Kai ngelamar aku di hadapan semua orang. Clever!”  

 

Di saat semua sedang bersorak “terima, terima!”, Rhea akhirnya menatap Kai. Rhea merasa kalah akan perasaannya. Kai memang dapat memenangkan hatinya untuk tujuan memperbaiki ELGANC dan juga memberikannya perhatian extra tidak seperti Ocean.  Kemudian, Rhea mengambil mic yang ada di tangan Kai dan mengulurkan tangan kirinya. 

Put it on!” Rhea berbicara di mic agak sedikit manja dan lucu. Walaupun di karakternya yang dingin dan tidak pedulian, tetapi dia belajar bagaimana menghibur tamu undangan. Saat mendengar itu, mereka mengucapkan kata-kata Rhea “Put it on, put it on!”  

Kai tersenyum senang lalu memasangkan cincinnya di jari manis tangan kiri Rhea.  Rhea tersenyum dengan lebar dan memperlihatkan itu ke tamu undangan. Semua bersorak dengan riuh sambil kembali berteriak “Cium! Cium! Cium!” Kai dan Rhea kini sama-sama tersipu. Kai pun mengecup kening Rhea dan merangkul pundaknya ke dekapannya. Pasangan ini benar-benar berhasil menghibur para tamu dengan sempurna. 

 

*** 

 

SATU BULAN KEMUDIAN…

 

Dari tampak belakang, Rhea menggandeng Darren. Gaun pengantinnya sudah tampak tergelar sampai belakang, tidak hanya warna putih tetapi tetap dominan warna biru. Namun, birunya bukan biru laut, tapi biru seperti diamond. Darren sebenarnya tidak setuju dengan gaun pengantin berwarna biru, tetapi Rhea tetap ingin memakainya.  

Are you happy, pa?” Rhea bertanya sebelum masuk ke dalam ballroom. Darren melirik Rhea dengan kesal. 

What makes me happy will make you happy too, dear.” Darren dengan santainya menjawab pertanyaan sarkas dari putrinya itu. 

“Kalo kali ini aku ngga bahagia, I will cut you off, pa. Keep my word.”  Rhea kali ini benar-benar serius. Darren hanya rolling eyes dan membenarkan dasinya saja. 

Kemudian pintu ballroom terbuka dengan lebar.  Semua tamu undangan sudah berdiri di pinggir menunggu Rhea dan Darren berjalan di tengah panggung panjang menuju Kai yang sudah berdiri di sana. 

 

Windy dan Flo menjadi yang paling pertama bersorak melihat cantiknya Rhea serta gaun biru putih yang dikenakannya. Rhea berjalan tegap sambil menggandeng Darren. Semua mata tertuju pada Rhea dan tidak habis-habisnya mengikuti dia sampai benar-benar menuju pelaminan. Rhea tidak sadar meneteskan air matanya. Dia tidak tau apakah ini adalah rasa haru atau dia sedih kalau hidupnya benar-benar jadi begini. Dia sadar kalau pernikahan ini juga hanyalah rancangan Darren untuk memajukan perusahaannya. Walaupun Alakai benar-benar seperti pria sejati yang mencintai Rhea dengan tulus. Namun, di ujung linangan air matanya. Dia sempat membayangkan kalau yang menunggunya di depan itu adalah Ocean. Rhea sempat kaget, sampai agak meremas pakaian Darren. Darren pun heran dan menatap putrinya sambil berbisik, “are you okay?”

Saat itu pun bayangan Ocean hilang. Rhea kini dengan jelas melihat sosok Alakai yang menggunakan jas berwarna hitam dan di dalamnya kemeja putih. Rambut Kai kembali digelung dan kini lebih rapi, wajah tampannya semakin terlihat. Rhea merasa memang tidak ada ruginya. Sekarang keduanya berdiri bersebelahan menghadap ke depan. Kai berbisik, “Cantik.” Rhea hanya tersenyum. 

 

Keduanya telah dinyatakan sebagai suami istri. Semua tepuk tangan dan bersorak dengan gembira. Kai dengan tidak ragu mendaratkan ciuman pertamanya ke bibir Rhea yang memakai lip cream pink itu.  Rhea menerima itu dan hanya membalasnya sedikit. Rhea tampak belum nyaman, tetapi suasana syahdu yang membuatnya harus melakukan itu.  Setelah itu, pasangan ini berjalan di tengah keramaian dan ditaburi bunga-bunga sebagai tanda bahagia. 

 

Rhea masih belum percaya kalau setelah tiga bulan lalu gagal menikah dengan Ocean, dia mendapatkan suami penggantinya dengan cepat. Alakai seakan membawa harapan untuk kehidupan Rhea yang runtuh. Kehidupan yang selama ini Rhea pegang adalah ELGANC. Sebuah brand yang dibangun bertahun-tahun dan bertengger di penjualan nomor 1 selama bertahun-tahun. Runtuhnya ELGANC beberapa bulan lalu berhasil dibangkitkan kembali oleh kolaborasinya dengan Kai. Darren pun segera mengikat Kai untuk menjadi pendamping hidupnya Rhea. Real or Fake.  Rhea harus menghadapi kehidupan seperti ini. 

 

Kemudian, sebuah notifikasi muncul di handphone Rhea yang berada di tasnya. Tas itu dipegang oleh Flo. Namun, ketika notifikasi muncul, tampak sedikit pesan dari nomor yang tidak dikenal mengatakan, “Pelaku skandal yang kamu kira itu bukan pelakunya.” 

Lalu siapa pelakunya?

Exit mobile version