Beberapa hari yang lalu gue ketemuan sama dua orang teman dekat gue waktu SMA di sebuah kafe di daerah Pondok Indah. Kita panggil aja mereka Putra dan Putri. Mereka ini anak kembar. Gue sudah lama nggak ketemu mereka semenjak mereka pindah ke Yogyakarta pas kita lulus SMA. Makanyawaktu tahun baru kemarin Putri kontak gue dan bilang kalau dia dan Putra mau liburan ke Jakarta, gue langsung ajak mereka reuni kecil-kecilan.
Singkat cerita, kita akhirnya ketemu di kafe. Setelah pelukan dan pesan makanan, kita cerita soal kegiatan masing-masing. Putri lagi sibuk cari kerja sambil jadi content creator, sementara Putra lagi sibuk persiapan S2 dan mau buka bisnis sama temannya. Sedangkan gue lagi fokus jadi penulis, terutamacerita horor dan misteri. Mendengar itu, Putra langsung cerita peristiwa menyeramkan yang dia alami beberapa bulan lalu.
Jadi, hari itu Putra mau pergi ke rumah temannya. Kita panggil aja nama temannya Putra itu Abi. Putra mau bikin bisnis celana jeans sama si Abi ini. Jadi Putra memutuskan untuk ke rumah Abi. Biar lebih enak diskusinya, kata Putra.
Habis azan isya, Putra pun berangkat naik motor dari rumahnya menuju rumah Abi di kawasan Kaliurang. Abi sebenarnya ngajakin Putra ketemuan di kafe dekat kampus mereka dulu, tapi Putra menolak. Lagipula jarak dari rumah Putra ke rumah Abi nggak sampai satu jam. Jadi Putra tetap nekat memilih pergi ke rumah Abi walau ini baru pertama kalinya dia ke rumah Abi dan dia nggak tahu jalan di daerah itu.
Di perjalanan menuju kompleks perumahan Abi, Putra melewatipohon yang besar banget, yang dia nggak tahu apa namanya. Yang pasti, saking besarnya pohon itu, akarnya kelihatan jelas di atas tanah kayak tumpukan kaki dan tangan. Perasaan Putra sebenarnya nggak enak waktu melewati pohon itu, tapi dia terus membawa motornya pergi menyusuri jalan.
Setelah melewati pohon besar, Putra berbelok ke kiri sesuai petunjuk di GPS, dan dia melewati jalanan yang sangat gelap. Kanan dan kiri jalan hanya ada pepohonan. Perasaan Putra pun makin nggak enak. Tapi dia berpura-pura santai dan terus membawa motornya melewati jalan aspal di tengah hutan itu.
Tiba-tiba, motor Putra mati di tengah jalan. Putra kemudian melihat ke belakang maupun ke arah berlawanan, tapi nggak ada satu pun kendaraan yang lewat. Benar-benar hanya ada Putra di jalanan yang gelap itu. Putra pun berusaha menghubungi Abiuntuk menjemputnya, tapi sinyal ponselnya hilang.
Akhirnya Putra terpaksa mendorong motornya menyusuri jalandengan harapan bisa ketemu bengkel. Setelah beberapa puluh meter, akhirnya dia melihat cahaya di pinggir jalan. Putra pun segera membawa motornya mendekati cahaya itu.
Ternyata, itu cahaya lampu dari sebuah warung makansederhana. Di warung itu nggak ada orang, tapi etalase kecil di meja masih berisi berbagai macam lauk. Melihat makanan itu, Putra mendadak lapar. Akhirnya dia memanggil si pemilik warung. Nggak lama, dari dalam warung keluar seorang perempuan cantik yang mirip banget sama Putri. Bedanya, perempuan itu rambutnya lurus panjang, sedangkan Putri memiliki rambut ikal seperti Putra.
Setelah berhasil menghilangkan rasa kagetnya, Putra kemudian memesan makanan sama perempuan itu. Dia pikir lebih baik dia makan sambil menunggu sinyal ponselnya stabil. Putra punmemesan nasi dengan mi goreng. Lalu dia membayarpesanannya dengan uang dua puluh ribu.
Setelah menyajikan makanan dan memberikan uang kembalianberupa dua lembar uang lima ribu, perempuan yang nggak bicara sama sekali itu kembali masuk ke dalam warung dan meninggalkan Putra sendirian. Meski bingung, Putra tetap memakan makanannya. Dia pikir, walau tersesat di hutan, dia nggak kelaparan.
Lalu, setelah suapan pertama, tiba-tiba saja ada seorang pria tua duduk di samping Putra. Putra kaget dan menjatuhkan sendoknya. Tapi, si pria tua itu nggak mempedulikan muka Putra yang ketakutan. Pria tua itu malah mengingatkan Putra untuk bersikap sopan ke pohon besar, atau dia nggak akan bisa keluar dari hutan itu.
Si pria tua itu kemudian pergi dan menghilang di tengah hutan yang gelap, meninggalkan Putra yang ketakutan sendirian. Saat Putra menoleh ke arah warung untuk memanggil si perempuan pemilik warung, warung itu juga menghilang dan hanya ada sebuah batang kayu besar yang tergeletak di tanah. Putra kemudian menyalakan senter di ponselnya, dan dia melihatpiring berisi makanan miliknya ternyata hanya selembar daun jati yang berisi belatung dan cacing. Sementara uang kembalian yang dia terima hanya dua lembar daun kering.
Putra yang semakin ketakutan pun berusaha menyalakan motornya. Setelah berhasil, dia membawa motornya menjauh dari warung gaib itu. Tapi, di perjalanan, motornya terasa berat. Seakan-akan dia sedang membawa dua orang. Putra jadi merinding setengah mati.
Putra kemudian mencoba menghubungi Abi, tapi sinyalnyamasih hilang. Akhirnya Putra kembali mencoba membawa motornya mengikuti arah di GPS. Dia hanya perlu lurusmengikuti jalan, dan dalam waktu tiga belas menit, dia akan tiba di kompleks perumahan Abi.
Anehnya, setelah tiga belas menit, Putra tidak juga sampai di rumah Abi. Dia malah kembali ke tempat warung gaib tadi berada. Putra kembali membawa motornya mengikuti arah di GPS, tapi dia tetap kembali ke tempat warung gaib itu. Berapa kali pun Putra mencoba untuk membawa motornya menjauh, dia kembali ke tempat yang sama.
Putra putus asa banget waktu itu. Baru kali ini dia diganggu makhlus halus dan dibuat tersesat kayak gitu.
Ketika Putra hampir menangis, dia teringat dengan pesan pria tua misterius di warung gaib tadi. Sambil ngebut, Putra berbalikarah menuju pohon besar yang dilewatinya tadi. Putra kemudian kembali berbalik arah menuju kompleks perumahan Abi, tapi sebelum melewati pohon besar itu, Putra membunyikan klakson tiga kali.
Setelah itu Putra kembali menyusuri jalan sesuai petunjuk GPS, dan benar saja, dua puluh menit kemudian dia tiba di rumah Abi.
Tapi, sesampainya di sana, rumah Abi sudah gelap dan sepi. Semua penghuninya sudah tidur. Lalu, terdengar azan berkumandang.
Putra jadi bingung karena dia ingat dia berangkat ke rumah Abi sesudah azan isya. Putra pun segera mengecek jam di ponselnya.Ternyata, Putra tiba di rumah Abi pukul lima pagi. Azan yang dia dengar adalah suara azan subuh.
Tidak lama, pintu rumah Abi terbuka. Abi yang mau membuka pintu pagar dan mau ke mushala jadi terkejut saat melihat Putra ada di depan rumahnya. Abi mengira Putra nggak jadi datang karena dia nggak ada kabar dan nggak bisa dihubungi sama sekali.
Melihat Putra yang terlihat seperti orang linglung, Abi mengajak Putra masuk ke dalam rumahnya. Lalu, saat mereka duduk di sofa, Putra cerita peristiwa aneh yang dia alami di jalan tadi. Abi pun meminta maaf karena dia lupa memberi tahu Putra soal pohon besar itu.
Jadi, di pulau Jawa, ada mitos bernama Oyot Mimang. Yaitu mitos tentang akar pohon yang dipercaya sebagai jelmaan makhluk gaib yang suka membuat orang tersesat tidak bisa pulang dan hanya berputar-putar di situ saja. Pohon besar di jalan menuju kompleks rumah Abi konon katanya memiliki oyot mimang itu. Makanya warga sekitar selalu membunyikan klakson tiga kali saat melewati pohon itu sebagai ucapan permisi atau permintaan izin untuk melewati jalan itu. Kalau merekatidak permisi, mereka akan dibawa masuk ke jalan gaib yang dihuni oleh para makhluk halus dan dibuat linglung. Persis seperti yang Putra alami tadi.
Sejak hari itu Putra nggak pernah lagi ke rumah Abi. Namun membunyikan klakson saat melewati pohon besar atau jalan yang sepi sudah menjadi kebiasaannya saat di jalan.