Seseorang yang sering tidur larut malam mungkin mengalami kesulitan dalam memulai tidur, sulit untuk tetap tidur, atau sering terbangun di malam hari. Keseringan tidur larut malam juga dapat berdampak negatif pada fungsi kognitif. Tidur yang tidak mencukupi atau tidak teratur dapat memengaruhi kemampuan konsentrasi, perhatian, dan memori seseorang.
Kurang tidur atau tidur yang tidak teratur telah dikaitkan dengan peningkatan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Ketika seseorang sering tidur larut malam, ia cenderung memiliki pola makan yang tidak sehat, termasuk kecenderungan untuk mengonsumsi makanan cepat saji atau camilan tinggi gula dan lemak. Selain itu, tidur yang tidak mencukupi dapat mempengaruhi regulasi hormon yang terkait dengan nafsu makan, seperti ghrelin dan leptin, yang dapat menyebabkan peningkatan nafsu makan dan keinginan untuk mengonsumsi makanan yang tidak sehat.
Ini karena tidur berperan penting dalam memperbaiki dan meregenerasi sel-sel tubuh serta memperkuat pertahanan imunologis. Jika seseorang terus-menerus terjaga di malam hari dan tidak mendapatkan tidur yang cukup, sistem kekebalan tubuhnya tidak dapat berfungsi secara optimal, yang dapat meningkatkan risiko infeksi virus, bakteri, dan bahkan kanker.
Orang yang sering tidur larut malam mungkin mengalami perubahan suasana hati yang cepat, mudah tersinggung, dan mengalami kesulitan dalam mengatur emosi mereka. Dalam jangka panjang, keseringan tidur larut malam dapat menyebabkan gangguan suasana hati yang kronis dan meningkatkan risiko gangguan kejiwaan yang lebih serius.
Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memprioritaskan tidur yang cukup dan teratur guna menjaga kesehatan dan keseimbangan dalam kehidupan sehari-hari.
Sumber: https://www.guesehat.com/wajib-diketahui-keseringan-tidur-malam-bisa-memicu-diabetes