Setelah menonton film Petualangan Sherina 1, kalian akan dibawa Sherina dan Sadam kembali ke masa mereka kecil, mulai dari pertemuan mereka pertama kali, hingga perdebatan yang sama sekalipun sudah 23 tahun berlalu.
Re-Create scene dengan cara dan masa berbeda
Hal pertama yang kami sadari setelah menyaksikan film Petualangan Sherina 2 ini adalah, di mana Riri Riza sutradara film Petualangan Sherina 1 dan 2 sangat detail menempatkan sejumlah re-create scene yang jika kalian para milenial yang hafal setiap dialog dan adegan di Petualangan Sherina 1 akan berdecak, “Loh ini kan sama kaya pas Sherina begini di film pertama.”.
Mulai dari Sherina yang ngadu ke orang tuanya karena pemindahan tugas, hingga scene ikonik Sherina bete di balik kaca mobil, such a good re-create scene!
Belum lagi momen Donat! Yups, kalian akan dibuat senyum-senyum sendiri sama pertemuan si Yayang alias Sadam dan Sherina M. Darmawan untuk yang pertama kalinya di film Petualangan Sherina 2.
Kerennya film ini, re-create scene yang ditampilkan tidak terkesan dipaksakan dan benar-benar mengalir hingga membuat penontonnya terkaget-kaget sendiri setiap melihat scene atau item ikonik yang sebelumnya muncul di Petualangan Sherina 1.
Musik yang grande!
Saat mendengar lagu dan background musik yang ditampilkan Sherina Munaf sebagai Music Director, beneran bikin kagum sih. Sherina mampu membuat hangatnya musik di Petualangan Sherina 1, hadir di Petualangan Sherina 2 tapi dengan rasa yang lebih dewasa.
Dari lagu Nikmati Hariku saja, yang memang terdengar layaknya lagu anak-anak saat di Petualangan Sherina 1, dengan visual Sherina baru pulang sekolah, tapi di Petualangan Sherina 2, Sherina Munaf membuatnya lebih kekinian dengan lirik yang memang sesuai dengan karakter Sherina dewasa yang tetap ambisius, dengan visual Sherina berangkat bekerja.
Belum lagi suara-suara musik saat berada di hutan Kalimantan dengan kemasan orkestra, yang sangat khas bahkan terdengar beberapa alat musik tradisional dimainkan untuk mengisi suasana rimba yang menjadikannya semakin ciamik.
Dengan lagu-lagu ditambah penampilan tarian yang ada, sungguh sanggup membuat kami bilang, “Bikin film musikal Indonesia ya yang begini!”
Nostalgia sepasang jagoan!
Jika di Petualangan Sherina 1 yang jagoan hanya Sherina dan Sadam asma, di Petualangan Sherina 2 Sadam tumbuh juga jadi jagoan yang keren banget. Jadilah keduanya pasangan jagoan yang mengejar penjahat.
Apalagi adegan fighting mereka tak terduga serunya, saat masih di hutan Kalimantan hingga sampai di Jakarta. Duet keduanya saat berada di lorong Syailendra, juga sulit dilupakan.
Transformasi dari lawan jadi kawan memang terasa sekali, walau masih tetap ada perdebatan di antara keduanya, tapi karena sudah sama-sama dewasa dan punya pemikirannya masing-masing membuat tokoh Sadam benar-benar terasa sebagai Lead Male di Petualangan Sherina 2 ini.
Uniknya, keduanya masih nampak gemas saat berakting. Momen Sherina yang masih grasak grusuk saat bertindak, mengandalkan insting spontannya dan Sadam yang lebih kalem dan lebih memikirkan strategi yang terbaik sangat merepresentasikan jawaban dari pertanyaan jika Sherina dan Sadam kecil jadi dewasa akan seperti apa.
Karakter penjahat yang kurang kuat
Dari banyaknya pujian untuk Petualangan Sherina 2, tapi tetap ada hal yang kami rasa “harusnya bisa lebih dieksplore” yaitu karakter para penjahat di film ini. Jika di film Petualangan Sherina 1 karakter penjahat yang diperankan Butet Kartaredjasa dkk sangat khas dari dialog hingga gerak-geriknya, untuk di film Petualangan Sherina 2 tidak terlalu istimewa.
Perlu diingat ya Sobat Vero ini adalah review yang sangat subjektif, bisa berbeda penilaian dan sudut pandang bagi setiap orang. Tapi secara keseluruhan film ini benar-benar membawa para milenial bernostalgia dengan segala kenangan masa kecil bersama Sherina dan Sadam yang tetap menggemaskan dari awal hingga akhir film.
Dari tim Verona kami beri nilai 8,5/10. Sukses Petualangan Sherina 2, bakal ada Petualangan Sherina 3 gak ya?