Sinopsis Putri Mahkota Episode 19 : Samy dan Neja Meneriaki Nara Sebagai Pembunuh.

Abrar datang ke rumah Hanif mau menemui Nara. Bi Nana mau memberitahukan keberadaan Nara tapi Irghi melarang Bi Nana memberitahukannya karena Abrar mau menginterogasi Nara. Abrar mengancam Irghi dan semakin curiga kalau tidak boleh bertemu Nara dan menjebloskannya ke penjara. Bi Nana terpaksa memberitahu Abrar kalau Nara sedang ngajar di kampung nelayan.

Nara kembali ngajar anak-anak. Samy dan Neja muncul habis dari pembangunan rumah mereka dan keduanya emosi melihat Nara lalu menghampirinya dan meneriaki Nara sebagai pembunuh.

Abrar mendatangi kantor Polisi dan menayakan perkembangan kasus Al dan Deden. Polisi baru mendapat dugaan sementara kalau Al dan Nara bekerjasama untuk membunuh Deden. Abrar membantah hal tersebut. Polisi untuk membuktikan tindakan pembunuhan mau melakukan otopsi pada jenasah Al dan Deden.

Dini menemani GHIA yang akan menjadi sekertaris Hanif di perusahaan dan Aruna meberikan list pekerjaan Ghia yang selanjutnya akan menghandle semua keperluan Hanif. Aruna meminta Ghia mampir ke rumah untuk diberitahu semua keperluan Hanif.  Aruna lalu mengajak Ghia menemui Hanif dan meperkenalkannya. Aruna lapor kalau semua job desk Ghia sudah diberikannya dan Aruna memberitahu Hanif kalau Ghia akan diberitahukannya untuk tanggung jawabnya di rumah. Hanif menyerahkan semua pada Aruna untuk mengaturnya.

Abrar bertemu Rania dan bertanya ada hubungan apa Rania dengan Kelvin. Rania sangat kaget mendapat pertanyaan seperti itu.

Rania menghampiri Sofa yang menunggu di mobil dan bingung darimana Abrar tahu soal hubungannya dengan Kelvin. Rania lalu berancana menemui Kelvin.

Sofa mengantar Rania ke sebuah tempat dimara Rania mau bertemu Kelvin. Rania bertanya pada Kelvin apa ada orang yang tahu atau melihat kejadian 19 tahun lalu. Kelvin bilang tidak ada orang yang tahu tapi Kelvin mencoba memeras rania lagi agar dia tidak buka rahasia Rania tapi Rania tidak mau lagi memberi Kelvin uang dan mengancamnya akan menghabisi Kelvin jika berani buka mulut.

Abrar menayakan henpon Nara tapi Hanif bilang tidak tahu keberadaan Henpon Nara. Abrar memberitahu hasil penyelidikan sementara Polisi kalau Al dan Nara dianggap sebagi pembunuh Deden. Abrar mau menjaga nama baik keluarganya makanya mau bertanya pada Nara. Hanif lalu menawarkan Abrar untuk menjadi pengacara Nara dalam kasus tersebut. Abrar minta waktu untuk memikirkannya lalu pulang.