Puting Beliung Porak Poranda Rancaekek Bandung!

Sobat Vero pasti sudah lihat beberapa cuplikan video yang viral di media sosial soal bencana alam angin puting beliun. Rupanya angin puting beliung raksasa itu terjadi di perbatasan Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada Rabu, (21/2) sore hari. Banyak material bangunan berhamburan dalam kejadian ini. Dalam video yang beredar, angin puting beliung terlihat membawa material dari rumah-rumah yang dilewatinya.

Informasi terakhir sejumlah rumah dan ruko minimarket alami kerusakan. Angin puting beliung bergerak di sepanjang jalan Raya Nasional Bandung-Garut yang dari Barat ke Timur. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mengaku sedang mengecek dampak dari kerusakan angin puting beliung terserbut.

Detik-detik angin puting beliung menerjang kawasan Sumedang-Bandung yang viral di media sosial dan Whatsapp memang menangkap momen angin berhamburan di depan kantor BPR KS Rancaekek. Angin menggulung hingga sampah-sampah berterbangan. Angin itu terekam video berwarna hitam dan bergerak cepat membuat siapapun yang melihatnya ketakutan. Ketika angin beranjak, hujan dan petir menerjang. Hujan deras terjadi.

Tornado atau puting beliung (baku sesuai KBBI : angin puting beliung) adalah kolom udara yang berputar kencang yang membentuk hubungan antara awan cumulonimbus atau dalam kejadian langka dari dasar awan cumulus dengan permukaan tanah. Puting beliung muncul dalam banyak ukuran namun umumnya berbentuk corong kondensasi yang terlihat jelas yang ujungnya yang menyentuh bumi menyempit dan sering dikelilingi oleh awan yang membawa puing-puing.

Umumnya puting beliung memiliki kecepatan angin 177 km/jam atau lebih dengan rata-rata jangkauan 75 m dan menempuh beberapa kilometer sebelum menghilang. Beberapa puting beliung yang mencapai kecepatan angin lebih dari 300480 km/jam memiliki lebar lebih dari satu mil (1.6 km) dan dapat bertahan di permukaan dengan lebih dari 100 km.

​BMKG Bandung pun melaporkan adanya sirkulasi siklonik di Samudera Hindia, sebelah barat Pulau Sumatra yang mengakibatkan terbentuknya area netetral poin dengan area pertemuan dan perlambatan serta belokan angin berada di sekitar Jawa Barat. 

Kondisi ini mampu meningkatkan pertumbuhan awan di sekitar wilayah konvergensi dan belokan angin tersebut,jelasnya. Sementara, BMKG Bandung mengidentifikasi indeks labilitas sebagian Jawa Barat berada pada kategori labil sedang hingga tinggi yang berpotensi meningkatkan aktivitas pertumbuhan awan konvektif pada skala lokal.

Exit mobile version