Penuh Merah dan Bersejarah! Top 5 Destinasi Wisata Untuk Rayakan Imlek

Liburan Tahun Baru Imlek tinggal sebentar lagi. Memang Imlek merupakan salah satu hari raya bagi kaum Tionghoa, tapi perayaan ini tidak hanya bisa dirasakan bagi mereka yang berkeyakinan Konghucu tapi juga banyak orang terutama di Indonesia.

Pada saat Imlek, banyak keluarga berkumpul merayakan hari besar tersebut dengan berbagai tradisi dan ritual. Selain itu, Imlek juga jadi momen yang tepat untuk berlibur dan mengunjungi berbagai destinasi wisata menarik. Ada banyak destinasi wisata yang cocok untuk dikunjungi saat Imlek nih Sobat Vero!

Vihara Dharma Bhakti

Jika kalian ingin berjalan-jalan di Jakarta saat Imlek, coba sambangi Vihara Dharma Bhakti yang juga dikenal Kim Tek le. Vihara ini memang yang tertua di Jakarta dan sudah berdiri sejak tahun 1650.

Beralamat di Jalan Kemenangan III Petak Sembilan No.19, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Vihara ini berisi 27 patung dewa dengan salah satu yang terkenal adalah patung Dewi Kwan Im. Patung ini pula yang berhasil selamat dari peristiwa geger pecinan tahun 1740 silam.

Vihara ini bisa dijadikan salah satu pilihan destinasi saat Imlek. Jika beruntung kalian mungkin bisa melihat perayaan di sana. Jam operasionalnya dari pukul 06.00 pagi hingga pukul 16.00 sore.

Pasar Lama Tangerang

Bagi rakyat Tangerang mungkin sudah tidak asing dengan Pasar Lama. Lokasi ini bukan hanya ramai saat perayaan Imlek, pada akhir pekan pun juga ramai pengunjung untuk berwisata kuliner.

Memang lokasi satu ini dikenal sebagai surga untuk wisata kuliner, tapi faktanya lokasi ini juga kawasan pecinan. Jadi cocok dengan tema Imlek nih Sobat Vero, jika ke kawasan ini ada beberapa area yang bisa kalian jelajahi satu persatu.

Ada pasar tradisional yang biasa menjual berbagai macam bahan makanan khas Tionghoa. Kalau kalian mau beli kue keranjang dan roti srikaya, ada di sini.

Kalian juga bisa ke area kuliner. Ada banyak penjual makanan yang menjual dagangannya sejak pagi tapi kalau ingin kulineran yang lebih lengkap kalian bisa datang di malam hari. Ada aneka camilan, makanan berat, minuman, bahkan menu ekstrem.

Gedung Candra Naya

Salah satu gedung terestetik di tengah kota ini memang cukup bersejarah. Bangunannya sangat oriental dan klasik, jika kalian ke sana serasa kembali ke masa lalu. Bangunan tersebut masih berdiri kokoh di Jalan Gajah Mada No. 188, Taman Sari, Jakarta Barat.

Kalian bisa berkeliling dan berfoto di sekitar bangunan tersebut. Rumah tersebut adalah rumah terakhir Mayor China di Batavia bernama Khouw Kum An.

Walau saat ini hanya sepertiga dari luas aslinya, tapi kalian tetap bisa merasakan arsitektur Tionghoa yang kental, apalagi bangunan ini berdiri di tengah gedung-gedung modern.

Untuk diketahui, Candra Naya merupakan cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah melalui UU Nomor 4 Tahun 1982, Keppres Nomor 44 Tahun 1974, dan Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 0128/M/1998. Jadi bangunan satu ini memang sangat dijaga keaslian dan kondisinya. Tak jarang pula ada kegiatan seni atau pertunjukkan yang diadakan di sini.

Petak Sembilan Glodok

Imlek rasanya tidak lengkap jika tidak ke destinasi wisata satu ini. Petak Sembilan yang ada di daerah Glodok ini merupakan pasar tradisional yang tepatnya di daerah Jalan Kemenangan Raya, Glodok, Jakarta Barat.

Biasanya saat Imlek lokasi ini jadi salah satu andalan untuk berlibur ketika Imlek. Kalian bisa menikmati aneka dekorasi khas Imlek, berbelanja untuk keperluan perayaan Imlek, hingga aneka kue, permen, dan camilan khas Tahun Baru Imlek juga bisa kalian beli di sini.

Jika kalian lelah berbelanja bisa loh mampir dengan makan di beberapa kedai legendaris di sana antara lain Bakmi Amoy, Rujak Shanghai Encim, Kopi Tak Kie, Cingcongfan Pak Karim, dan banyak lagi.

Kelenteng Boen San Bio

Kelenteng Boen San Bio ini juga disebut Vihara Nimmala, berada di Jalan K.S. Tubun No. 43, Desa Pasar Baru, Tangerang, kelenteng ini sudah dibangun sejak tahun 1689 oleh pedagang Tiongkok bernama Lim Tau Koen.

Jika kalian ke sana, kalian akan langsung bisa melihat patung burung phoenix (fenghuang atau hong) dan naga di atap gerbangnya, lalu di bagian kiri ada rumah minyak untuk sembahyang, ada pula patung singa penjaga (cioksay) di halaman depan.

Dahulunya, kelenteng ini dibangun hanya dari bambu dan kayu. Atapnya terbuat dari daun rumbia. Hal yang menarik dari kelenteng ini yang dibangun di atas lahan seluas 4.650 meter persegi ini adalah thian sin lo atau tempat hio persembahyangan paling berat yang ada di Indonesia dengan bobot mencapai 4.888 kilogram.

Bukan itu saja, kelenteng ini juga merupakan petilasan Raden Surya Kencana, tokoh penyebar agama Islam di Jawa Barat. Jadi bukan hanya orang Tionghoa, tapi masyarakat umum pun banyak yang datang ke kelenteng untuk berziarah ke petilasan tersebut.

Adakah salah satu destinasi wisata Imlek yang Sobat Vero penasaran ingin coba kunjungi?

Exit mobile version