Biasanya sebuah tempat menjadi seram karena dibiarkan terbengkalai selama bertahun-tahun. Tetapi tempat ini sudah seram bahkan sebelum ditinggalkan.
Jadi, di daerah Kanchanaburi, Thailand, ada sebuah rumah bordil bernama “Rumah Bordil 35” yang pertama kali beroperasi di pertengahan tahun 1960 dan memiliki sejarah yang sangat kelam hingga dikenal dengan nama “Pemakaman Pelacur.” Kenapa Rumah Bordil 35 mendapat julukan seperti itu? Yuk, kita simak ceritanya.
Rumah Bordil 35 adalah rumah bordil yang mempekerjakan para wanita yang merupakan korban perdagangan manusia. Ada yang dijual oleh keluarganya sendiri, dan ada juga yang diculik dari desa. Para wanita itu lalu dibawa ke Rumah Bordil 35 dan dijanjikan akan mendapatkan pekerjaan yang bagus dengan gaji yang besar. Namun nyatanya mereka dipaksa menjadi pelacur.
Para wanita itu lalu dipajang di sebuah panggung yang berbentuk seperti akuarium untuk kemudian dipilih oleh para pria hidung belang yang menjadi klien Rumah Bordil 35. Setelah itu, para wanita itu dibawa kembali ke kamar kecil mereka, dan dipaksa berhubungan seks dengan klien sebanyak 40 orang per hari.
Tidak hanya itu, kehidupan para wanita di Rumah Bordil 35 juga sudah seperti tahanan. Ada jeruji besi, pagar berduri, dan penjaga yang kejam untuk mencegah mereka melarikan diri. Selain itu, ruangan di rumah bordil itu juga dibuat seperti labirin sehingga mempersulit mereka untuk kabur. Mereka juga akan dipukuli jika ketahuan mencoba melarikan diri.
Pihak kepolisian sebenarnya mengetahui situasi di Rumah Bordil 35, tetapi mereka nggak juga menutup rumah bordil itu. Ternyata, mereka menerima pembayaran rutin dalam bentuk uang tunai maupun layanan seksual dari pemilik rumah bordil itu. Sehingga Rumah Bordil 35 tetap berjalan tanpa gangguan sementara para wanita yang bekerja di sana semakin tersiksa.
Kejamnya lagi, ketika para wanita itu sakit, mereka dibiarkan begitu saja hingga mati. Lalu, ketika mereka hamil, mereka dipaksa melakukan aborsi ilegal meskipun sudah banyak wanita yang meninggal saat proses aborsi itu. Karena banyaknya wanita dan bayi yang meninggal di rumah bordil itulah yang kemudian membuat Rumah Bordil 35 dikenal dengan nama “Pemakaman Pelacur.”
Rumah Bordil 35 akhirnya ditutup pada tahun 1986 dan dibiarkan terbengkalai begitu saja. Kini rumah bordil itu hanya merupakan rumah kosong yang sesekali dikunjungi pencari hantu atau penguji nyali. Namun, kita masih bisa melihat sisa masa lalu yang kelam yang harus dialami para wanita yang bekerja di rumah bordil itu meski hampir 40 tahun berlalu.
20 kamar kecil tanpa jendela yang digunakan untuk melayani klien masih berisi barang-barang pribadi milik para wanita yang pernah bekerja di sana dan dibiarkan nggak tersentuh di setiap kamar. Lalu ada juga ruang bawah tanah yang nggak diketahui kegunaannya untuk apa. Beberapa orang menduga ruangan itu digunakan untuk menyembunyikan wanita yang diculik atau diperdagangkan. Namun sampai saat ini nggak ada yang cukup berani untuk turun dan masuk ke ruang bawah tanah itu.
Warga setempat percaya bahwa gedung Rumah Bordil 35 sekarang menjadi angker dan dikutuk. Orang-orang yang lewat depan rumah bordil itu mengaku pernah mendengar jeritan wanita dan tangisan anak-anak yang meminta tolong dari dalam gedung. Tetapi ketika mereka bergegas masuk mencari sumber suara, nggak ada siapa pun di sana. Ada juga warga yang pernah melihat penampakan arwah wanita berkeliaran dan keluar masuk dinding rumah bordil itu. Warga pun menduga itu adalah arwah wanita yang tewas karena mengalami kekerasan seksual atau tewas ketika sedang melakukan aborsi ilegal di rumah bordil itu.
Yang pasti, Rumah Bordil 35 adalah tempat yang menyeramkan hingga masuk dalam daftar 10 tempat berhantu di Thailand. Ada yang tertarik berkunjung ke sana? Komen yuk!