Gue punya sepupu yang suka banget naik gunung, dan setiap kita ketemu, dia selalu cerita hal-hal menarik yang dia alami pasnaik gunung. Entah itu ketemu macan, diikutin sama kuntilanak, sampai tersesat selama tiga hari di hutan. Terus, pas kemarin ketemu di acara arisan keluarga, dia cerita lagi soal gunung. Tapikali ini dia nggak cerita pengalaman mendaki dia, melainkansoal misteri tanda SOS di Gunung Asahidake yang terletak di taman nasional terbesar di Hokkaido, yaitu di Taman Nasional Daisetsuzan.
Jadi, pada tanggal 24 Juli 1989, helikopter regu penyelamatyang dikirim untuk mencari dua orang pendaki yang hilang melihat tanda SOS yang terletak 4 kilometer dari puncak Gunung Asahidake. Tanda SOS itu berukuran sangat besar, dengan lebar dan tinggi sekitar 5 meter, dan dibuat menggunakan 19 batang kayu.
Buat yang belum tahu, SOS merupakan singkatan dari ‘Save Our Souls’ yang berarti ‘selamatkan jiwa kami’, dan merupakan tanda darurat internasional yang biasa dipakai untuk meminta tolong.
Regu penyelamat kemudian melakukan pencarian di sekitar tanda SOS, dan kedua pendaki yang hilang itu akhirnya berhasil ditemukan nggak jauh dari tanda SOS itu berada. Kedua pendaki tersebut lalu dibawa kembali ke Hokkaido. Kepolisian Hokkaidopun mengucapkan terima kasih karena, berkat tanda SOS yang kedua pendaki itu buat, regu penyelamat bisa dengan mudahmenemukan mereka.
Tapi, kedua pendaki itu malah bingung karena ternyata bukan mereka yang membuat tanda SOS itu. Regu penyelamat pun kaget mendengarnya. Kalau tanda SOS itu bukan kedua pendaki itu yang buat, terus siapa?
Regu penyelamat lalu menduga ada pendaki lain yang tersesatdan akhirnya membuat tanda SOS itu. Tapi, karena hari sudah malam, regu penyelamat memutuskan untuk melakukan pencarian besok.
Keesokan harinya, pada tanggal 25 Juli 1989, pencarian akhirnya dilakukan. Regu penyelamat pun melakukan penyisiran di sekitar tanda SOS dengan lebih seksama. Dan, tak disangka, sekitar 30 meter dari tanda SOS, mereka menemukan tulangbelulang beserta sebuah tas.
Polisi kemudian melakukan investigasi. Tapi, sebelum membahas hasil investigasi polisi, sepupu gue cerita kalau sebenarnya ada pendaki lain yang dilaporkan menghilang beberapa tahun sebelumnya. Nama pendaki itu Kenji Iwamura dari prefektur Aichi yang menghilang saat mendaki Gunung Asahidake pada tahun 1984. Orangtuanya sudah melaporkanIwamura ke polisi, namun polisi tidak juga berhasilmenemukannya. Polisi pun menduga tulang belulang yang mereka temukan itu adalah jasad Iwamura mengingat Iwamura sudah lima tahun menghilang.
Setelah melakukan investigasi, polisi menemukan beberapa gigitan pada kerangka mayat yang diduga berasal dari hewan liar di sekitar lokasi. Lalu, di dalam tas ditemukan sebuah alat perekam yang berisi suara yang diduga merupakan suara Iwamura.
“SOS. Tolong aku. Aku di jurang. Aku tidak bisa bergerak. Tolong angkat aku dari sini.“
Omong-omong, suara dari alat perekam itu masih beredar di internet ya. Kalian bisa cari sendiri kalau mau dengar.
Orang tua Iwamura nggak bisa mengkonfirmasi apakah suara di alat perekam itu benar suara putra mereka atau bukan, tetapi barang-barang yang ditemukan polisi memang membuktikan itu punya Iwamura. KTP Iwamura juga ada di lokasi tasnyaditemukan. Lalu, tulang-tulang yang ditemukan merupakanjasad laki-laki. Golongan darah Iwamura dan jasad yang ditemukan itu juga sama-sama memiliki tipe A. Akhirnya tulang yang ditemukan dekat tanda SOS tersebut diidentifikasi sebagaitulang Kenji Iwamura.
Yang membuat kasus ini jadi misterius, tulang yang ditemukanitu mengalami patah pada bagian kaki dan bagian tubuh atas.Jadi, bagaimana mungkin Iwamura bisa menebang pohon dalam kondisi seperti itu?
Selain itu, tanda SOS itu dibuat dengan batang pohon yang ditebang dengan menggunakan kapak. Namun polisi nggak menemukan kapak sama sekali di sekitar lokasi. Lalu, bagaimana cara Iwamura memotong batang pohon itu?
Karena dua hal itu, polisi nggak bisa menyimpulkan bahwaIwamura adalah pembuat tanda SOS itu. Hingga saat inipembuat tanda SOS itu pun masih misterius. Penyebab kematian Iwamura juga masih belum bisa disimpulkan. Akhirnya, kasus ini masuk kategori “cold case” yakni kasus lama yang belum dapat terpecahkan.
Gue sih menduga Iwamura terbunuh sama hewan buas, tapi pendaki lain yang menemukan jasadnya nggak bisa membawa jasad Iwamura turun gunung dan akhirnya membuat tanda SOS itu. Menurut kalian gimana?