Leonarda Cianciulli, Wanita Sadis Pembuat Kue dan Sabun dari Tubuh Manusia

Leonarda Cianciulli adalah seorang wanita asal Italia yang dikenal sebagai pembunuh yang sadis. Tapi, apa alasanLeonarda melakukan aksi pembunuhan sadis itu? Yuk, kita ikuti kisahnya.

Leonarda Cianciulli lahir pada tanggal 18 April 1894 di Montella. Leonarda merupakan anak hasil perkosaan yangdibesarkan di keluarga miskin. Saat masih kecil, Leonarda kerap disiksa oleh ibunya hingga dia sempat mencoba bunuh diri sebanyak dua kali. Menjelang dewasa, Leonarda balasmenentang keinginan sang ibu yang memintanya untuk menikahdengan seorang pria kaya. Leonarda memilih untuk menikahiseorang petugas kantor pencatatan bernama Raffaele Pansardiyang berusia jauh lebih tua darinya.

Namun, setelah menikah, Leonarda merasa ibunya telah mengutuknya karena kehidupan pernikahannya penuh dengan cobaan. Ketika Leonarda dan suaminya pindah ke kota Lauriapada tahun 1921, mereka mengalami masalah keuangan karena penghasilan Raffaele yang pas-pasan. Akhirnya Leonarda ikut bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Lalu, pada tahun 1927, Leonarda ditangkap karena masalah penipuan dan harus masuk ke penjara.

Setelah dibebaskan, Leonarda dan Raffaele memutuskan untuk pindah ke Lacedonia. Mereka berharap kehidupan mereka akan menjadi lebih baik setelah pindah ke sana. Sayangnya, keinginanmereka nggak sesuai dengan kenyataan. Rumah mereka hancur akibat gempa bumi. Mereka kemudian pindah lagi ke Correggio.Di sana, Leonarda membuka sebuah toko sabun, dan kondisi finansial mereka pun mulai mengalami peningkatan

Leonarda adalah orang yang sangat mempercayai takhayul seperti ramalan, astrologi, dan membaca garis tangan. Saat remaja, Leonarda pernah bertemu peramal yangmemperingatkan ketika dia menikah dan memiliki anak nanti, mereka semua akan mati di usia muda. Selama menikah, Leonarda mengalami 17 kali kehamilan, dan 13anaknya benar-benar meninggal saat mereka masih kecil, termasuk keguguran.

Karena ramalan yang menjadi kenyataan itu, Leonarda jadisangat protektif terhadap empat anaknya yang masih hidup.Kekhawatiran Leonarda semakin menjadi saat di tahun 1939terjadi Perang Dunia Kedua dan Giuseppe Pansardi, putra tertua Leonarda, ditunjuk untuk menjadi bagian dari Angkatan Darat Italia. Leonarda sangat takut kehilangan putra kesayangannyaitu.

Untuk melindungi nyawa Giuseppe di medan perangLeonardapercaya satu-satunya cara adalah dengan mengorbankan nyawa manusia lainnyaLeonarda pun mengorbankan nyawa 3 wanita paruh baya yang merupakan tetangganya sendiri. Faustina Setti, Francesca Soavi, dan Virginia Cacioppo. Leonarda menjebak ketiga korbannya itu dengan berpura-pura menjadi peramal dan penyalur kerja.

Korban pertama Leonarda adalah Faustina Setti yang belum menikah dan sedang mencari jodoh. Leonarda memberi tahuFaustina bahwa ada pasangan yang cocok untuknya di Pola.Leonarda lalu menyuruh Faustina pergi ke Pola, tapi dia nggak boleh memberi tahu siapa pun tentang kepergiannya. Sebelum Faustina berangkat ke Pola, Leonarda mengundang Faustina ke rumahnyaSaat Faustina datang, Leonarda memberikanminuman dari anggur yang membuat Faustinapingsan. Leonarda kemudian membunuh Faustina dengan kapak.

Korban kedua Leonarda adalah Francesca Soavi yang sedang mencari pekerjaan. Leonarda memberi tahu Francesca bahwa dia menemukan pekerjaan yang cocok untuknya di salah satu sekolah khusus anak perempuan di Piacenza. Leonarda punmenyuruh Francesca pergi ke Piacenza untuk mengambil pekerjaan itu, dan nggak memberi tahu siapa pun soal kepergiannyaFrancesca kemudian datang menemui Leonarda untuk terakhir kalinya sebelum dia berangkat ke Piacenza. Sama seperti yang terjadi pada Faustina, Leonarda memberikan minuman anggur yang membuat Francesca pingsan. Setelah itu, Francesca juga dibunuh dengan kapak.

Virginia Cacioppo adalah korban terakhir Leonarda. Virginiaadalah mantan penyanyi opera. Leonarda memberi tahu Virginiatentang lowongan pekerjaan di Florence sebagai sekretaris untuk seorang pengusaha hiburan. Sama seperti yang dikatakan ke kedua korban sebelumnyaLeonarda memerintahkan Virginia untuk pergi ke Florence dan nggak memberi tahu siapa pun tentang kepergiannya. Lalu, di hari keberangkatannya ke Florence, Virginia datang ke rumah Leonarda untuk mengucapkan selamat tinggal. Virginia pun mengalami kemalangan yang sama dengan Faustina dan Francesca.

Pembunuhan yang dilakukan Leonarda akhirnya terungkap setelah saudara ipar Virginia curiga karena Virginia tiba-tiba menghilang. Saudara ipar Virginia kemudian melaporkan Leonarda kepada pihak berwajib setelah mengetahui bahwa Virginia terakhir kali terlihat memasuki rumah Leonarda. Awalnya Leonarda bersikeras membantah telah melakukan pembunuhan. Namun, dia nggak bisa mengelak lagi ketika polisi berhasil menemukan beberapa barang bukti berupa baskom dan ember yang terdapat bekas darah dan berbau busuk. Apalagi saatGiuseppe diduga ikut terlibat dalam pembunuhan Virginia.Leonarda akhirnya mengakui semua perbuatan kejamnya.

Setelah ditangkap, Leonarda memberi tahu pihak berwajibbahwa dia memotong tubuh korbannya menjadi sembilan bagian, dan mengumpulkan darah mereka ke sebuah baskom.Lalu dia memasukan potongan tubuh para korbannya ke dalam panci, menambahkan tujuh kilo soda api, dan mengaduknya sampai campuran tersebut berubah menjadi bubur yang kental dan gelap. Kemudian, dia menuangkan adonan itu ke beberapa ember dan membuangnya ke tangki kotoran terdekat.

Darah yang berada di baskom dibiarkan hingga mengental sebelum Leonarda mencampurnya dengan tepung dan bahan-bahan lainnya yang dia gunakan untuk membuat kue. Setelah matang, hasil kuenya dia berikan ke tamu dan tetangganya. Sisanya dimakan oleh Leonarda sendiri dan juga Giuseppe.

Sedangkan untuk Virginia yang tubuhnya gemuk, Leonarda melelehkan lemak daging Virginia. Lalu, setelah ditambahkan minyak wangi, dia mencetak lemak Virginia menjadi sabun batangan yang kemudian dia bagikan ke para tetangganya. Sedangkan dagingnya dia buat sup krim.

Di tahun 1946, pengadilan menyatakan bahwa Leonarda bersalah dan dijatuhi hukuman 30 tahun penjara.Nggak hanya itu, Leonarda juga diperintahkan untuk menghabiskan tiga tahun di rumah sakit jiwa untuk memulihkan kondisi kejiwaannya. Namun, belum selesai masa tahanannya, Leonarda dinyatakan meninggal dunia pada tanggal 15 Oktober 1970 di rumah tahanan wanita di Pozzuoli akibat pendarahan di otak.

Pembunuhan sadis yang dilakukan Leonarda masih diingat sampai saat ini. Sementara beberapa barang yang dia gunakan saat membunuh seperti kapak dan baskom disimpan dan dipajang di Museum Kriminologi di Roma.