Kisah Rodney Alcala, Antagonis Jenius Habisi 130 Wanita dan Simpan 900 Foto Korban Tanpa Busana

Mungkin kalian kaget melihat judulnya, tapi memang itu kenyataan yang pernah terjadi di bumi kita Sobat Vero. Rodney Alcala merupakan seorang pembunuh berantai dengan korban sebanyak 130 orang wanita dan bagian paling menyeramkannya, Alcala sempat tampil di acara televisi dalam program “The Dating Game” dan berhasil terpilih untuk berkencan.

Hal yang saat itu wanita bernama Cheryl Bradshaw tidak ketahui adalah pria yang ia pilih merupakan pembunuh kejam berantai yang belum ditemukan dan bahkan dirinya masuk dalam daftar top 10 orang paling dicari FBI.

Latar belakang Rodney James Alcala

Rodney James Alcala lahir dengan nama asli Rodrigo Jacques Alcala Buquor di Texas tahun 1943. Memiliki Ayah bernama Raoul Alcala Buquor, yang meninggalkan keluarganya saat Alcala masih muda, dan ibunya Anna Maria Gutierrez. Alcala memiliki saudara perempuan bernama Christine dan Marie.

Setelah ditinggal ayahnya Alcala yang masih 12 tahun, pindah ke pinggiran Los Angeles bersama ibu dan dua saudaranya.

Saat Alcala berusia 17 tahun, ia mendaftar di Angkatan Darat Amerika Serikat dan bertugas menjadi juru tulis selama empat tahun. Sayangnya, Alcala harus berhenti dari pekerjaannya itu karena gangguan saraf yang ia derita, ketika psikiater militer mendiagnosis Alcala rupanya dia mengalami gangguan kepribadian antisosial.

Seolah tidak menyerah dengan hidupnya, pada tahun 1968, Alcala berhasil lulus Sekolah Seni Rupa UCLA dengan gelar sarjana dan belajar film dibimbing oleh Roman Polanski di Universitas New York dengan nama “John Berger”.

Alcala ini bukan anak muda biasa, karena diketahui dia memiliki IQ dengan nilai 135, yaitu separuh dari IQ Einstein yang senilai 160.

Namun, kecerdasannya tidak membuat Alcala tumbuh jadi pemuda baik-baik dan sukses dalam karir, justru dia memilih jalan yang sangat salah dan mengerikan.

Pembunuhan pertama Alcala

Korban pertama Alcala merupakan seorang gadis usia delapan tahun bernama Tali Shapiro, yang diculik saat ia dalam perjalanan ke sekolah.

Setelah terbujuk untuk masuk mobil Alcala, ada saksi yang mengikutinya ke apartemen di De Longpre Avenue dan memanggil polisi karena saksi curiga bahwa Alcala tengah berusaha menculik seorang anak.

Saat Alcala dan Shapiro tiba, Alcala memukul Shapiro dengan tongkat baja dan memperkosanya. Tak lama polisi yang dihubungi saksi datang, namun Alcala berhasil melarikan diri dari belakang apartemen. Sejak itu, ia sudah ada dalam daftar top 10 orang paling dicari FBI.

Kemudian, Alcala melarikan diri dan mendaftar di New York University (NYU) tempat ia belajar film dengan nama John Berger. Pada tahun 1971, Alcala diyakini sudah menjalankan aksi jahatnya dengan memperkosa dan mencekik Cornelia Crilley, pramugari Trans World Airlines, di apartemen yang ada di Manhattan.

Karena Alcala jadi buronan FBI dan wajahnya sudah ada di mana-mana, pada tahun 1971 juga ada dua anak kamp yang melaporkan Alcala ke staf kamp dan itu membuat Alcala diekstradisi ke California untuk ditangkap.

Sayangnya, Alcala saat itu hanya dihukum dengan tuduhan penyerangan saja, bukan pemerkosaan dan percobaan pembunuhan terhadap Tali Shapiro, karena keluarga Shapiro telah pindah ke Meksiko dan tidak mengizinkan putrinya bersaksi.

Pada 1974 atau 34 bulan kemudian, Alcala dibebaskan dan langsung menculik gadis berusia 13 tahun bernama Julie J , ia diketahui memaksa korban menghisap mariyuana dan menciumnya dan itu membuatnya masuk pejara lagi selama dua tahun.

Kemudian pada tahun 1977, ketika Alcala diberi izin petugas mendapat pembebasan bersyarat untuk mengunjungi kerabat yang ada di New York, Alcala justru membunuh Ellen Jane Hover, sosialita berusia 23 tahun.

Hal ini diketahui karena pada buku agenda milik Ellen, ditanggal ia menghilang terdapat tulisan bahwa dia akan bertemu pria bernama John Berger yang kita tahu itu adalah nama lain dari Alcala.

Dengan catatan kriminalnya itu, dia mendapat pekerjaan di Los Angeles Times tahun 1978 sebagai juru ketik dengan nama aslinya.

Jadi fotografer dan tampil di TV

Alcala saat dirinya menjadi juru ketik, ia juga mengeluti dunia fotografi, sebagai alibi untuk memikat gadis-gadis agar mau ia potret sebagai modelnya, dan saat itu pula para wanita yang menjadi model Alcala tidak pernah terdengar lagi kabarnya.

Pada 13 September 1978, adalah momen paling aneh dan menyeramkan bagi Cheryl Bradshaw, karena saat itu di acara televisi, dia memilih Alcala sebagai pemenang yang akan berkencan dengannya. Perlu diketahui “The Dating Game” adalah program perjodohan yang ditayangkan di televisi.

Namun, usai acara tersebut Cheryl sempat ngobrol dengan Alcala di backstage, ia menangkap sinyal tidak enak dan aneh dari Alcala. Lalu segera ia tolak tawarannya berkencan saat itu, karena Cheryl merasa Alcala menyeramkan.

Mungkin karena penolakan tersebut, Alcala merasa kesal dan dalam kurun waktu dua tahun ia berhasil menghilangkan nyawa tiga wanita lagi.

Korban terakhir dan penangkapan Alcala

Pada tahun 20 Juni 1979, Alcala menculik seorang gadis berusia 12 tahun Robin Samsoe, saat ia sedang dalam perjalanan menuju kelas balet di Huntington Beach, California. Lalu, 12 hari kemudian penjaga taman menemukan tulang belulang yang sudah rusak oleh hewan  di sekitar bukit di Sierra Madre.

Ketika polisi menanyakan pada teman Samsoe soal ciri-ciri orang yang bersama Samsoe pertama kali, polisi pun langsung mengenali wajah Alcala saat sketsa wajahnya tergambar. Segera polisi menggeledah rumah ibu Alcala pada 24 Juli 1979 sekaligus menangkap Alcala, dan ditemukan sepasang anting milik Samsoe dalam sebuah loker dengan ratusan foto gadis telanjang dibawah umur atau sedang mengenakan bikini.

Selain anting milik Samsoe, polisi pun menemukan sepasang anting milik Charlotte Lamb, wanita usia 31 tahun yang dikabarkan meninggal di ruang cuci apartement di El Segundo pada 1978.

Mengadili Alcala

Ternyata perlu waktu yang cukup panjang membuat Alcala dijatuhi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya. Pada tahun 1980, Alcala dijatuhi hukuman mati yang sebelumnya sempat ditolak sebanyak dua kali.

Pada tahun 2003, DNA Alcala diambil untuk menghubungkan dirinya dengan pembunuhan lainnya, maka pada tahun 2010 Alcala diadili dengan tuduhan lima pembunuhan, yaitu terhadap Samsoe, Jill Barcomb, Georgia Wixted, Charlotte Lamb, dan Jill Parenteau.

Lanjut di tahun 2011, ia pun didakwa atas pembunuhan lainnya yaitu Cornelia Crilley dan Ellen Hover di New York, lalu Desember 2012, Alcala mengaku telah membunuh 2 wanita lainnya lagi. Pada Januari 2013 Alcala dijatuhi hukuman seumur hidup lagi karena dianggap bertanggung jawab pada kematian Pamela Jean Lambson yang berusia 19 tahun di San Francisco pada tahun 1977.

Masih ingat foto-foto di lokernya? Ternyata ada 900 foto tidak senonoh dan salah satunya ada foto Christine Ruth Thornton, yang jasadnya ditemukan di Wyoming pada tahun 1982, lima tahun usai dinyatakan hilang. Itu membuatnya kembali didakwa pada tahun 2016.

Akhirnya Alcala mendekam di penjara California, dan pada 24 Juli 2021 saat ia menunggu hukuman matinya, Alcala justru meninggal secara alami lebih dahulu saat usianya menginjak 77 tahun.

Secara total Alcala telah membunuh 130 orang wanita, yang semuanya dibunuh dengan cara yang hampir sama yaitu di cekik menggunakan stocking atau tali sepatu, kemudian ia habisi nyawanya, adap pula yang ia pukul dengan benda tumpul terlebih dahulu dan beberapa korban ia ambil antingnya sebagai cinderamata.