Kisah Ed Kemper, Pria Raksasa yang Tidur Bersama Korban Tak Bernyawa

Sejak umur 15 tahun, Ed Kemper sudah tertarik dengan tindak kekerasan dan pembunuhan. Kakek dan Neneknya adalah korban pertama Ed, membunuh baginya saat itu hanya untuk menghilangkan rasa penasarannya.

Kebiasaannya yang menyimpang sudah terlihat sejak kecil, Ed Kemper kerap membunuh binatang dan memutilasi boneka milik saudara perempuannya.

Latar Belakang Ed Kemper

Edmund Emil Kemper III adalah nama lengkap pria dengan tinggi 6 kaki 9 inci atau sekitar 200cm itu, lahir pada 18 Desember 1948 di Burbank, California. Ed kecil hidup dengan Clarnell Elizabeth Kemper, ibu pecandu alkohol dan memiliki gangguan kepribadian, sedangkan ayahnya Edmund Emil Kemper II adalah seorang veteran perang dunia II.

Sering Ed Kemper memaksa saudara perempuannya untuk bermain permainan aneh yang sangat menganggu, seperti permainan “kursi listrik” atau “kamar gas”, permainan yang mengharuskan anak kecil berpikir tentang kematian, anak kecil mana yang punya imajinasi semenyeramkan itu?

Saat usianya 10 tahun, Ed Kemper semakin tak terkendali, apalagi setelah ayahnya berpisah dengan ibunya pada 1957. Ia pun membunuh dua kucing milik keluarganya dengan salah satunya dikubur hidup-hidup lalu dipenggal, ingat dia masih anak 10 tahun!

Ibunya, Clarnell memang bukan ibu yang baik, ia justru membuat Ed Kemper semakin tersiksa dan menumbuhkan rasa bencinya. Ed kerap disuruh tidur di ruang bawah tanah, menuduh bahwa Ed menyakiti saudara perempuannya bahkan menghina Ed Kemper bahwa tidak akan ada wanita yang jatuh cinta padanya.

Pada usianya yang ke 14 tahun, Ed Kemper memutuskan lari dari rumah ibunya dan menghampiri ayahnya, sayangnya ayahnya telah memiliki keluarga baru dan Ed Kemper dikirim ke rumah Nenek dan Kakeknya.

Korban pertama: Nenek dan Kakek

Kalian pikir Ed Kemper akan lebih senang tinggal bersama Kakek dan Neneknya? Tentu tidak, Neneknya Maude Kemper dan Kakeknya Edmund Emil Kemper membuat Ed Kemper merasa tinggal di penjara.

Ed Kemper sendiri bilang bahwa Kakeknya “pikun” dan Neneknya “mengebiri”. Tidak ada yang baik dalam rumah Nenek dan Kakeknya itu, hingga pada 27 Agustus 1964, kejadian mengerikan tak terduga dilakukan anak unur 15 tahun.

Ed Kemper marah besar usai bertengkar dengan Neneknya lalu menembak kepala dan punggung Maude dengan senapan kaliber 22 milik Kakeknya saat duduk di meja dapur yang ada di North Fork, California. Nahas, Kakeknya yang baru saja pulang berbelanja, saat belum benar-benar masuk ke rumah sudah ditembak oleh Ed Kemper dan meninggal.

Ed mengaku membunuh Maude karena penasaran ingin melihat bagaimana rasanya membunuh Neneknya sendiri dan membunuh Kakeknya agar Kakeknya tidak tahu istrinya telah dibunuh.

Dalam pembunuhan pertamanya ini, Ed Kemper segera mengakui perbuatannya pada sang ibu dan itu membuatnya dikirim ke unit kriminal penjahat gila di rumah sakit Atascadero State. Benar saja, Ed Kemper didiagnosa dokter menderita skizofrenia paranoid.

Ed Kemper dibebaskan dan aksi kejahatannya di mulai

Setelah beberapa tahun, Ed Kemper dibebaskan dari rumah sakit tersebut di usianya yang ke 21 tahun pada 1969. Kembali tinggal dengan ibunya, yang kini bekerja sebagai asisten administrasi di Universitas California, Santa Cruz.

Pada awalnya Ed Kemper berusaha hidup normal dan mencari pekerjaan, namun saat ia mendaftar sebagai polisi negara bagian, dirinya ditolak karena memiliki tubuh yang terlalu besar dengan tinggi 6 kaki 9 inci dan berat 300pon. Akhirnya Ed Kemper mengambil posisi di Departemen Perhubungan.

Saat dirinya berkeliling California, ia sering bertemu wanita cantik dan memberi tumpangan pada mereka. Ed Kemper awalnya hanya ingin berbincang dan mengenal mereka lebih dekat saja, dan mencoba untuk berteman, ada lebih dari 100 gadis yang ia jemput dan tidak ada insiden apapun.

Hingga tahun 1972, hasrat liar Ed Kemper kembali muncul, pada 7 Mei, ada dua siswi Fresno State, Mary Ann Pesce (18) dan Anita Luchessa (18) dekat Berkeley, California yang ia jemput. Ed membawa keduanya ke hutan terdekat untuk memperkosa mereka, namun karena panik keduanya justru Ed Kemper tusuk dan cekik hingga tewas.

Dua jasad gadis itu pun ia letakkan di bagasi dan pergi ke rumahnya di Alameda, sempat diberhentikan oleh polisi karena lampu mobil belakangnya rusak, tapi polisi tak curiga dan tak menggeledahnya.

Sampai di rumah Ed Kemper langsung memperkosa jasad kedua gadis itu, lalu memutilasinya dan memasukan bagian-bagian tubuh mereka ke kantong plastik untuk membuangnya di daerah jurang dekat gunung Loma Prieta.

Tidak berhenti, Ed Kemper kembali mencari target pada 14 September, 4 bulan setelah perburuan pertamanya. Ia memberi tumpangan Aiko Koo yang masih 15 tahun, dan saat itu ketinggalan bus usai kelas dansa.

Ed Kemper ini sempat secara tidak sengaja terkunci di luar, namun Aiko terbujuk untuk membukakan pintu mobil dan akhirnya Ed Kemper mencekik hingga Aiko pingsan dan memperkosanya lalu membunuh gadis malang itu.

Usai memasukkan jasad Aiko ke dalam koper, Ed Kemper tidak langsung membuangnya, dia menantang dirinya apakah akan ketahuan atau tidak dengan sengaja minum-minum di bar bernama Jury Room yang populer dikalangan polisi, dan banyak polisi singgah di sana.

Bahkan Ed Kemper berteman dengan polisi di sana hingga dirinya mendapat julukan “Big Ed” karena tubuhnya yang besar. Belanjut ke tahun 1973, Ed Kemper yang kembali tinggal bersama ibunya itu tetap melancarkan serangannya kepada tiga mahasiswi yang ia jemput dekat kampus mereka.

Ed Kemper pun mengubur salah satu kepala korbannya di taman milik ibunya dan sengaja dikubur menghadap ke arah kamar ibunya, alasannya menurut Ed Kemper ibunya selalu ingin orang-orang menghormatinya.

End Game, pembunuhan sang ibu

Akibat kembali tinggal dengan ibunya, Ed Kemper jadi sulit melupakan kenangan buruk dirinya semasa kecil dengan sang ibu. Puncaknya pada 20 April 1973, saat ibunya tertidur Ed Kemper masuk ke kamar Clarnell dan memukul kepalanya menggunakan palu, lalu memenggal kepalanya, sekaligus memperkosanya sebelum kepala sang ibu dijadikan papan target panah.

Karena kebencian terhadap sang ibu yang mendalam, Ed Kemper sampai memotong lidah dan laring ibunya dan membuangnya ke tempat sampah. Menurut Ed Kemper itu pantas karena ibunya sudah memarahinya selama bertahun-tahun.

Ternyata Ed Kemper belum puas, ia memanggil sahabat ibunya Sally Hallett datang ke rumah ibunya untuk menyusun alibi, bahwa ibunya pergi berlibur dengan temannya. Jadi Sally dibunuh dan dicuri mobilnya. Ed Kemper pun pergi ke Colorado, dan merasa yakin berita soal pembunuhan itu akan muncul di TV, namun itu tidak terjadi.

Akhirnya dia menelpon polisi langsung dan mengakui semuanya, awalnya polisi tidak percaya karena “Big Ed” yang mereka kenal adalah pria yang ramah dan baik. Namun, akhirnya Ed Kemper ditangkap dan dihukum dengan delapan tuduhan pembunuhan tingkat pertama, dan dijatuhi tujuh hukuman seumur hidup secara bersamaan.

Dimana Ed Kemper kini?

Kini diperkirakan Ed Kemper sudah berusia 75 tahun dan masih mendekam di penjara Fasilitas Medis California bersama penjahat terkenal lainnya seperti Charles Manson pembunuh berantai yang juga pemimpin kultus sesat dan Herbert Mullin yang membunuh 13 orang di tahun 1970-an.

Exit mobile version