29 tahun yang lalu, ada seorang wanita yang tubuhnya sangat beracun sampai membuat para tenaga medis yang melakukan kontak dengannya pingsan, mengalami kelumpuhan sementara, dan bahkan harus dirawat di rumah sakit. Kita simak ceritanya, yuk!
Pada tanggal 19 Februari 1994, seorang wanita berusia 31 tahun bernama Gloria Ramirez dilarikan ke Rumah Sakit Umum Riverside di California, Amerika Serikat, karena detak jantungnya nggak teratur dan dia mengalami kesulitan bernapas. Gloria yang sedang menderita kanker serviks stadium akhir itu hampir nggak sadarkan diri saat masuk ke Unit Gawat Darurat. Tenaga medis yang bertugas pun segera mengambil tindakan termasuk menyuntikkan obat-obatan untuk mengembalikan fungsi vital Gloria ke keadaan normal. Sayangnya, semua usaha itu nggak berhasil.
Saat perawat melepaskan baju Gloria untuk memasang elektroda defibrillator, mereka melihat sesuatu yang aneh. Tubuh Gloria tampak berkilau seperti habis dilumuri minyak. Selain itu, mereka juga mencium bau buah yang sangat kuat dan khas seperti bau bawang putih dari mulut Gloria. Lalu, saat perawat mengambil sampel darah Gloria, bau amonia yang menyengat memenuhi ruangan. Selain itu, ada partikel berwarna manila yang mengambang di dalam darah Gloria.
Ketika para petugas medis di ruang UGD curiga ada sesuatu yang nggak beres dengan kondisi Gloria, tenaga medis yang baru saja menangani Gloria tiba-tiba pingsan. Sementara beberapa tenaga medis lainnya mengalami kejang-kejang, muntah, dan kesulitan bernapas. Bahkan ada juga tenaga medis yang mengalami kelumpuhan sementara sampai harus dirawat di rumah sakit.
Pihak rumah sakit akhirnya memutuskan untuk mengevakuasi ruang UGD. Mereka merawat pasien di tempat parkir, sementara para petugas yang mengenakan pakaian hazmat menguji udara di ruang UGD. Gloria sendiri meninggal dunia 45 menit setelah dirawat di rumah sakit.
Laporan dokter mengungkapkan bahwa Gloria meninggal karena gagal ginjal yang disebabkan oleh kanker serviks stadium akhir yang dideritanya. Namun penyebab sakit yang dialami oleh para petugas medis masih belum terungkap. Beberapa otopsi kemudian dilakukan, dan dari hasil otopsi itu penjelasan yang paling mungkin adalah bahwa Gloria menggunakan DMSO, atau dimetil sulfoksida, dari ujung kepala hingga ujung kaki sebagai cara untuk untuk menghilangkan rasa sakit yang disebabkan oleh kanker serviks stadium akhir yang dideritanya itu.
DMSO memang sempat populer di awal tahun 1960-an sebagai obat penghilang rasa sakit, tapi sejak akhir tahun 1970-an penggunaannya sebagai obat dihentikan. Karena, meski dimetil sulfoksida nggak berbahaya, jika terpapar oksigen, dimetil sulfoksida akan berubah menjadi dimetil sulfat yang merupakan gas yang sangat beracun dan bisa mematikan sel-sel di mata, paru-paru, dan mulut manusia. Lalu, ketika gas ini masuk ke dalam tubuh, dapat menyebabkan kejang-kejang dan kelumpuhan.
Walau keluarga Gloria membantah tentang penggunaan DMSO, teori tentang DMSO ini bisa menjelaskan bahwa yang dialami para tenaga medis yang menangani Gloria malam itu adalah karena keracunan dimetil sulfat. Teori ini juga bisa menjelaskan kenapa kulit Gloria berminyak, dan kenapa bau bawang putih keluar dari mulutnya. Sayangnya teori ini nggak bisa menjelaskan apa yang membuat dimetil sulfoksida di tubuh Gloria berubah menjadi dimetil sulfat. Kematian Gloria Ramirez pun tetap menjadi misteri.
Terlepas dari semuanya, buat gue kasus Gloria Ramirez ini sebenarnya kasus yang menyedihkan. Gloria terlambat mengetahui kalau dia menderita kanker stadium akhir dan ilmu kedokteran saat itu nggak bisa membantunya untuk bisa bertahan hidup, makanya dia nekat melakukan apa saja termasuk menggunakan zat berbahaya untuk mengobati penyakitnya. Akhirnya Gloria Ramirez malah mendapat julukan “Wanita Beracun” di akhir hidupnya.