Joyce Carol Vincent: Yang Terlupakan

Gue baru aja selesai baca novel berjudul “Your Name” karya Makoto Shinkai yang merupakan adaptasi dari film animasi berjudul “Kimi No Nawa”. Di akhir novel, ada sebuah esai yang ditulis oleh Genki Kawamura yang merupakan produser film animasi tersebut. Salah satu paragraf dalam esai itu mengingatkan gue sama kasus Joyce Carol Vincent yang mau gue bahas hari ini.

Di esainya, Genki menulis, “However, there’s something that’s crueler than death. It’s forgetting the person you love while you’re alive.” Yang artinya, “Namun, ada sesuatu yang lebih kejam dari kematian. Yaitu melupakan orang yang kamu sayang saat kamu masih hidup.” 

Lalu, siapa sih Joyce Carol Vincent, dan apa yang terjadi sampai kutipan di atas mengingatkan gue sama dia? Yuk, kita simak ceritanya.

Joyce Carol Vincent lahir di Hammersmith, Inggris pada bulan Oktober 1965. Ayahnya bekerja sebagai tukang kayu, sedangkan ibunya meninggal ketika dia masih kecil. Joyce adalah anak bungsu dari 5 bersaudara yang semuanya perempuan, dan dia sangat suka musik. Lalu, pada tahun 1985, Joyce memutuskan untuk pindah dari rumahnya dan bekerja di London. 

Pada 25 Januari 2006, pihak penyewa apartemen tempat Joyce tinggal mendatangi apartemen Joyce untuk menyita apartemennya karena Joyce belum juga membayar sewa meski sudah jatuh tempo. Karena Joyce tidak juga membuka pintu, mereka memutuskan untuk masuk secara paksa. Dan, betapa terkejutnya mereka ketika masuk ke dalam apartemen Joyce dan menemukan mayat Joyce dalam kondisi separuh kerangka duduk di sofa menghadap ke sebuah televisi yang sedang menayangkan BBC 1. Di sekelilingnya ditemukan beberapa hadiah Natal yang masih terbungkus rapi dan menunggu untuk dikirim. Sementara di bawah pintu terdapat tumpukan surat untuk Joyce yang belum dibuka. 

Karena tubuh Joyce mengalami pembusukan dan sudah nyaris nggak bisa dikenali lagi, pihak kepolisian yang melakukan penyelidikan akhirnya menggunakan catatan dental. Setelah mendapat kepastian dari pihak medis bahwa mayat itu benar mayat Joyce, pihak kepolisian pun  memulai investigasi.

Dari catatan kesehatannya, Joyce sempat masuk rumah sakit di bulan November 2003. Dia dirawat di sana selama 2 hari karena mengalami muntah darah akibat dari sakit lambung kronis yang dideritanya. Selain itu, Joyce juga diketahui mengidap penyakit asma. Dari hasil autopsi, besar kemungkinan Joyce meninggal karena serangan jantung yang merupakan komplikasi dari penyakit-penyakit yang dideritanya. Lalu, dari hadiah Natal yang ada di apartemennya, Joyce diperkirakan meninggal dunia pada akhir Desember 2003, atau sebulan setelah dia keluar dari rumah sakit. Kesimpulannya, Joyce sudah meninggal hampir 3 tahun sebelum mayatnya ditemukan.

Tapi, kok bisa listriknya tetap nyala dan pihak penyewa apartemen baru mendatangi dia setelah hampir 3 tahun berlalu dari hari kematiannya? Itu karena Joyce mengatur pembayaran listrik dan sewa apartemennya secara otomatis dari rekening tabungannya setiap bulan. Setelah dua tahun lebih berlalu, tabungan Joyce pun semakin berkurang dan nggak cukup lagi untuk membayar sewa apartemennya. Sehingga ketika jatuh tempo dan uang sewa belum dibayarkan juga, pihak penyewa apartemen pun pergi menemui Joyce di apartemennya.

Pihak kepolisian kemudian menghubungi keluarga dan teman-teman Joyce. Menurut keterangan mereka, Joyce adalah seorang pekerja keras. Dia nggak punya catatan kriminal atau menggunakan narkoba. Dia juga memiliki wajah yang cantik dan kepribadian yang menarik sehingga dia mudah berteman. 

Tapi, sejak beberapa tahun sebelumnya, Joyce memang sering pindah tempat tinggal, dan dia nggak memberitahu keluarganya maupun teman-temannya soal itu. Jadi kesannya Joyce ingin menjauh dari mereka. Sayangnya, nggak ada satu pun dari mereka yang menanyakan alasan Joyce menjauh seperti itu. Mereka malah ikut menjauh, dan pada akhirnya melupakan Joyce.

Tetangga yang tinggal di dekat kamar apartemen Joyce juga nggak benar-benar mengenalnya. Makanya mereka nggak terlalu memperhatikan ketidakhadiran Joyce. Di lain sisi, beberapa orang tetangga Joyce mengaku mencium bau busuk saat berada di dekat apartemen Joyce, namun mereka mengira bau itu berasal dari tempat sampah di bawah apartemen. 

Kematian Joyce pun membuat kisah hidupnya menjadi tragis dan ironis. Di era media sosial seperti sekarang, di saat semua orang bisa dengan mudah berkomunikasi, nggak ada satu orang pun yang menyadari kepergian Joyce. Padahal Joyce punya banyak saudara dan teman-teman yang sayang sama dia. Ironisnya lagi, Joyce sedang menyiapkan hadiah Natal untuk orang-orang yang dia sayang itu di saat terakhir hidupnya.

Ini dia kenapa esai Genki Kawamura yang gue kutip di awal tadi mengingatkan gue sama Joyce. Dilupakan orang yang kita sayang saat kita masih hidup ternyata memang lebih kejam dari kematian.