Perayaan Tahun Baru Imlek merupakan salah satu perayaan terbesar bagi masyarakat Tionghoa. Perayaan ini dimeriahkan dengan berbagai acara, termasuk makan bersama keluarga dan teman-teman.
Namun, tahukah Sobat Vero kalau ada beberapa makanan yang dipercaya membawa sial jika dikonsumsi saat Tahun Baru Imlek tersebut.
Penjelasan mitos makanan pembawa sial
- Penjelasan berdasarkan kepercayaan dan budaya Tionghoa
Dalam kepercayaan Tionghoa, warna putih melambangkan kematian. Oleh karena itu, makanan berwarna putih dihindari saat Tahun Baru Imlek karena diyakini akan membawa kesialan. Selain itu, beberapa makanan laut juga dianggap pembawa sial, seperti lobster, udang, dan kepiting. Hal ini karena ketiga hewan laut ini berenang mundur, yang dianggap sebagai simbol kemunduran.
Penjelasan lain terkait makanan pembawa sial ini adalah faktor budaya. Dalam budaya Tionghoa, makanan yang dikonsumsi saat Tahun Baru Imlek biasanya memiliki makna tertentu.
Misalnya, ikan melambangkan kemakmuran, ayam melambangkan keberuntungan, dan kue keranjang melambangkan kebersamaan. Oleh karena itu, makanan-makanan yang tidak memiliki makna positif dihindari agar tidak mengganggu keberuntungan.
Beberapa makanan pembawa sial
- Makanan berwarna putih: Makanan berwarna putih seperti tahu, telur, nasi, roti putih, kelapa, dan keju dianggap pembawa sial. Hal ini karena warna putih melambangkan kematian.
- Makanan laut: Makanan laut seperti lobster, udang, dan kepiting juga dianggap pembawa sial. Hal ini karena ketiga hewan laut ini berenang mundur, yang dianggap sebagai simbol kemunduran.
- Makanan yang patah: Makanan yang patah, seperti kue keranjang yang patah, dianggap pembawa sial. Hal ini karena patah melambangkan perpecahan.
- Makanan yang tidak lengkap: Makanan yang tidak lengkap, seperti ayam yang tidak utuh, juga dianggap pembawa sial. Hal ini karena tidak utuh melambangkan ketidaklengkapan.
Pendapat masyarakat
Pandangan masyarakat terhadap mitos makanan pembawa sial ini beragam. Ada yang percaya sepenuhnya, ada yang tidak percaya, dan ada juga yang percaya sebagian.
Bagi yang percaya sepenuhnya, mereka akan menghindari makanan-makanan tersebut saat Tahun Baru Imlek. Mereka percaya bahwa dengan menghindari makanan-makanan tersebut, mereka akan terhindar dari kesialan di tahun yang baru.
Bagi yang tidak percaya, mereka akan tetap mengonsumsi makanan-makanan tersebut saat Tahun Baru Imlek. Mereka percaya bahwa mitos tersebut hanyalah mitos belaka dan tidak ada hubungannya dengan keberuntungan.
Bagi yang percaya sebagian, mereka akan menghindari makanan-makanan tertentu, tetapi tidak semua. Misalnya, mereka akan menghindari makanan berwarna putih, tetapi tidak menghindari makanan laut.
Mitos makanan pembawa sial merupakan salah satu kepercayaan yang masih diyakini oleh sebagian masyarakat Tionghoa. Apakah mitos ini benar atau tidak, itu adalah urusan masing-masing individu. Namun, tidak ada salahnya untuk menghindari makanan-makanan tersebut jika Sobat Vero ingin lebih berhati-hati di Tahun Baru Imlek mendatang.