Jangan Asal Ingin Langsing, Perhatikan Risiko Sedot Lemak Bagi Tubuh!

Sobat Vero tentu tidak asing dengan operasi sedot lemak atau liposuction, yaitu salah satu prosedur kosmetik yang populer untuk menghilangkan lemak di area tubuh tertentu.

Biasanya orang-orang melakukan prosedur kosmetik ini untuk mempercantik tampilan tubuh dengan hasil yang cukup instant. Sekalipun aman, bukan berarti tanpa efek samping atau risiko ya!

Jadi sangat penting bagi kalian yang ingin melakukan operasi sedot lemak untuk memahami risiko operasi sedot lemak tersebut sebelum menjalaninya.

Risiko Operasi Sedot Lemak Yang Perlu Dipertimbangkan!

Risiko selama operasi

Komplikasi anestesi: Seperti halnya operasi yang lain, sedot lemak menggunakan anestesi, dan anestesi tersebut dapat menimbulkan risiko seperti mual, muntah, dan alergi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, komplikasi serius seperti gagal napas dan henti jantung dapat terjadi.

Kerusakan kontur kulit: Kerusakan ini bisa juga disebut deformitas kontur. Biasanya alat yang digunakan selama sedot lemak dapat menyebabkan kerusakan pada kontur kulit, dan bisa sebanyak 9 persen pasien yang melakukan sedot lemak melaporkan risiko ini terjadi pada mereka.

Kelainan bentuk kontur ini berupa depresi kulit atau peningguan jaringan lunak, adanya lebihan kulit dan lemak yang tergantung di perut hingga ke bawah pinggang (panniculus kulit), adanya lipatan atau kerutan.

Hal ini disebabkan oleh penghilangan lemak yang tidak merata dan elastisitas kulit yang kurang baik.

Infeksi: Seperti halnya prosedur medis lainnya, sedot lemak membawa risiko infeksi. Memang kasus infeksi usai sedot lemak itu jarang terjadi, tapi setidaknya ada 0,3 persen pasien yang melaporkan risiko tersebut.

Infeksi dapat menyebabkan kemerahan, bengkak, nyeri, dan demam. Dalam kasus sedot lemak, pasien bisa mengalami bercak nekrosis kulit dan abses kecil. Jika infeksinya parah, maka dapat berakibat fatal.

Emboli lemak: Emboli lemak terjadi ketika gumpalan lemak dari lokasi sedot lemak masuk ke aliran darah dan menyumbat pembuluh darah di paru-paru atau otak. Ini adalah komplikasi yang jarang namun berpotensi fatal.

Pasalnya angka kematian akibat emboli lemak ini bisa mencapai 10 – 15 persen dan kejadiannya bisa cukup cepat yaitu dalam waktu 12 – 72 jam pasca operasi.

Risiko setelah operasi

Perdarahan, memar dan bengkak: Perdarahan dan memar bisa terjadi sebagai efek samping umum setelah sedot lemak. Biasanya memar akan nampak setelah beberapa hari pertama usai prosedur.

Dalam beberapa kasus, perdarahan yang berlebihan dapat memerlukan transfusi darah. Sementara bengkak dapat terjadi di area yang disedot lemak selama beberapa minggu setelah operasi.

Bengkak biasanya akan berkurang secara bertahap, tetapi mungkin tidak sepenuhnya hilang selama beberapa bulan. Memar bisa terjadi sangat parah jika pasien seorang perokok kronis, pengguna obat pengencer darah dan punya masalah pembekuan darah.

Ketidakpuasan dengan hasil: Penting untuk memiliki ekspektasi yang realistis tentang hasil sedot lemak. Sedot lemak tidak dapat menghilangkan semua lemak di area yang dirawat, dan mungkin ada ketidakrataan atau tonjolan yang terlihat setelah operasi.

Nyeri: Kalian bisa merasakan nyeri di area yang dilakukan tindakan sedot lemak selama beberapa minggu setelah operasi. Nyeri biasanya dapat dikontrol dengan obat penghilang rasa sakit.

Ketidakseimbangan cairan: Dalam prosedur sedot lemak memang ada penyuntikan cairan dalam jumlah yang terbilang banyak, jadi risiko yang bisa terjadi adalah ketidakseimbangan cairan. Saat cairan dalam tubuh berlebih maka bisa memicu masalah pada jantung, paru-paru dan ginjal.

Penting bagi Sobat Vero untuk mendiskusikan risiko dan manfaat sedot lemak dengan dokter sebelum menjalaninya. Dokter dapat membantu menentukan apakah sedot lemak adalah pilihan yang tepat untuk kalian dan dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko komplikasinya.

Exit mobile version