Hobi Playing Victim? Catat 5 Tips Hadapi Pelaku Gaslighting!

Istilah “gaslighting” sendiri berasal dari film menegangkan di tahun 1940-an dengan judul Gaslight. Dalam film, karakter suami licik diperankan oleh Charles Boyer memanipulasi istrinya yang diperankan oleh Ingrid Bergman.

Pelaku gaslighting bisa siapa saja, mulai dari keluarga, teman, pasangan, atasan, tokoh publik, sampai orang asing di media sosial.

Orang dengan gangguan kepribadian narsistik merasa bahwa dirinya adalah yang paling penting, merupakan salah satu ciri dari pelaku gaslighting nih Sobat Vero.

Agar kalian mampu menghadapi para pelaku gaslighting di sekitar kalian, ada baiknya bisa tahu tips menghadapi pelaku gaslighting di bawah ini!

1. Kenali perilaku tersebut sebagai gaslighting.

Langkah pertama adalah mengenali perilaku tersebut sebagai gaslighting. Dengan mengetahui apa yang terjadi, kalian akan lebih mudah untuk mengatasinya. Biasanya pelaku gaslighting menunjukkan ciri-ciri:

  • Sering Berbohong

Berbohong adalah salah satu ciri utama perilaku gaslighting. Kebohongan ini biasanya bertujuan untuk meyakinkan korban terhadap skenario yang dibuat. Dengan begitu, korban akan merasa kebingungan dan tidak berdaya.

  • Tindakan dan Perkataan Tidak Sesuai

Pelaku gaslighting adalah orang yang manipulatif. Mereka mengatakan banyak hal, namun tindakan atau realitanya tidak sesuai dengan perkataannya. Untuk menyadari tanda ini, usahakan selalu memantau tindakannya alih-alih hanya perkataannya saja.

  • Merendahkan Orang Lain

Demi menjaga harga dirinya atau menghindari kesalahan yang sudah dibuat, pelaku gaslighting tak segan merendahkan orang lain. Hal ini dilakukan dengan cara menyebar gosip, fitnah, dan menceritakan hal buruk tentang orang yang ditargetkan (korban).

  • Terus Membantah

Apabila ada orang lain yang berbicara tentang kesalahan yang dilakukan oleh pelaku gaslighting, pelaku akan selalu membantahnya sehingga korban merasa ragu. Sekalipun ada bukti, pelaku gaslighting bisa membuat korban berpikir bahwa ia hanya salah paham atau justru menyalahkan korban sendiri.

  • Membuat Korban Kebingungan

Sering kali, korban merasa kebingungan dengan sikap yang ditunjukkan oleh pelaku gaslighting. Ketika korban menyadari adanya kejanggalan, pelaku akan terus-menerus menunjukkan sikap positif, sehingga korban akan merasa kebingungan dan berpikir bahwa pelaku tidak sepenuhnya buruk.

  • Playing Victim

Ketika dipojokkan, pelaku gaslighting akan merencanakan sebuah kebohongan yang mengubah posisinya seolah-olah menjadi korban (playing victim). Hal ini ia lakukan untuk menutupi kesalahannya. Akibatnya, korban akan berbalik menyalahkan dirinya sendiri.

  • Memanfaatkan Hal Berharga Orang Lain sebagai Ancaman

Guna melancarkan rencananya, pelaku gaslighting tak segan menjadikan benda atau orang berharga di sekitar korban sebagai senjata ancaman. Ia tak henti menyerang harga diri dan kepercayaan diri korban dengan mengatakan bahwa korban tak pantas mendapatkan hal-hal berharga di hidupnya.

  • Melimpahkan Kesalahan pada Orang

Pelaku gaslighting adalah pelaku utama dalam sebuah kebohongan dan perundungan. Akan tetapi, ia bisa saja berbalik menuduh orang lain melakukan hal tersebut seolah ia tidak melakukan kesalahan apa-apa.

  • Pura-Pura Baik

Sering kali, orang yang melakukan gaslighting juga pura-pura menjadi individu yang baik dan tampaknya mendukung korban. Namun, sebenarnya ia memiliki maksud lain, yakni untuk mengidentifikasi kelemahan korban.

Setelah berhasil menemukan kelemahan korban, mereka akan terus mengingatkan dan menyorot kelemahan tersebut. Akibatnya, korban akan merasa bersalah dalam segala hal.

2. Kumpulkan bukti.

Setelah mengenali siapa yang berperilaku gaslighting di hidup kalian, karena gaslighting dapat membuat korban mempertanyakan kewarasannya sendiri, penting untuk mengumpulkan bukti. Bukti ini dapat berupa catatan percakapan, foto, atau video.

Bukti ini dapat membantu untuk meyakinkan diri sendiri bahwa apa yang kalian alami memang benar. Bukti ini juga dapat digunakan untuk membela diri jika perlu berurusan dengan pelaku secara hukum.

3. Tetapkan batasan.

Salah satu cara terbaik untuk menghadapi gaslighting adalah dengan menetapkan batasan. Batasan ini dapat berupa hal-hal seperti:

  • Tidak lagi berbicara dengan pelaku tentang topik tertentu.
  • Tidak lagi menghabiskan waktu bersama pelaku.
  • Tidak lagi menanggapi perilaku pelaku.

Dengan menetapkan batasan, seperti dapat melindungi diri dari dampak negatif gaslighting.

4. Dapatkan dukungan dari orang lain.

Gaslighting dapat menjadi pengalaman yang sangat sulit. Penting untuk mendapatkan dukungan dari orang lain, seperti keluarga, teman, atau terapis.

Orang-orang yang mendukung kalian dapat membantu untuk merasa lebih yakin dan kuat. Mereka juga dapat memberikan saran tentang cara menghadapi pelaku.

5. Akhiri hubungan.

Jika gaslighting terjadi dalam hubungan yang dekat, seperti hubungan romantis atau keluarga, mungkin perlu untuk mengakhiri hubungan tersebut.

Gaslighting dapat menjadi bentuk pelecehan yang serius. Jika kalian tidak dapat mengatasinya dengan cara lain, mengakhiri hubungan mungkin merupakan pilihan terbaik.

Jangan takut Sobat Vero mulai saat ini jika harus menghadapi pelaku gaslighting, karena sudah tahu tips nya!

Exit mobile version