Tahukah Sobat Vero kalau ghibah itu salah satu dosa besar dalam Islam? Walau kalian sudah tahutapi godaan untuk ghibah selalu saja datang ya, jadi bagaimana ya agar kita terhindar dari hasutan untuk berghibah?
Ghibah adalah menyebut orang lain dengan sesuatu yang tidak disukainya, baik ada atau tidak ada di hadapannya. Ghibah dapat berupa perkataan, tulisan, atau isyarat.
Ghibah memiliki banyak dampak negatif, baik bagi pelakunya maupun orang yang dibicarakan. Bagi pelakunya, ghibah dapat menyebabkan dosa besar, merusak hubungan dengan orang lain, dan menurunkan derajatnya di hadapan Allah SWT. Bagi orang yang dibicarakan, ghibah dapat menyebabkan sakit hati, malu, dan bahkan dendam.
Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menghindari ghibah. Berikut ini adalah beberapa tips paling jitu untuk menghindari ghibah yang bisa kalian praktikkan!
1. Mengingat pedihnya azab ghibah
Langkah pertama yang harus dilakukan untuk menghindari ghibah adalah mengingat pedihnya azab ghibah. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
“Ghibah lebih berat dosanya daripada zina. Seorang laki-laki yang berzina lalu bertaubat, maka Allah menerima taubatnya. Sedangkan orang yang menggunjing, jika orang yang digujing itu memaafkannya, maka Allah akan mengampuninya. Namun, jika orang yang digujing itu tidak memaafkannya, maka dosa ghibah itu akan tetap ditanggungnya sampai-sampai orang yang digujing itu memaafkannya.” (HR At-Thabrani)
Hadits ini menunjukkan bahwa ghibah adalah dosa besar yang lebih berat dosanya daripada zina. Oleh karena itu, kita harus selalu ingat bahwa ghibah adalah perbuatan yang sangat dilarang dan akan mendapatkan azab yang pedih di akhirat kelak.
2. Berintrospeksi diri
Sebelum berbicara tentang orang lain, cobalah introspeksi diri terlebih dahulu. Apakah kita sendiri sudah bebas dari dosa? Apakah kita sudah tidak memiliki aib? Jika kita masih memiliki aib, maka kita tidak pantas untuk menggunjing orang lain, sekalipun jika kalian merasa tak punya aib tidak boleh juga menggunjing orang lain.
“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain. (karena) boleh jadi mereka (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari mereka (mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olokkan) perempuan lain, (karena) boleh jadi perempuan (yang diperolok-olokkan) lebih baik dari perempuan (yang mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela satu sama lain dan janganlah saling memanggil dengan gelar-gelar yang buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk (fasik) setelah beriman. Dan barang siapa tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.” (QS al-Hujurat/49: 11)
Surat tersebut menunjukkan bahwa kita tidak boleh mencela orang lain, karena kita tidak tahu apakah orang tersebut lebih baik dari kita atau tidak.
3. Mengingat kebaikan orang lain
Ketika kita ingin menggunjing orang lain, cobalah mengingat kebaikan-kebaikannya. Hal ini akan membantu kita untuk menahan diri dari ghibah.
Mu’adz bin Jabal berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ
“Siapa yang menjelek-jelekkan saudaranya karena suatu dosa, maka ia tidak akan mati kecuali mengamalkan dosa tersebut.” (HR. Tirmidzi no. 2505. Syaikh Al-Albani berkata bahwa hadits ini maudhu’). Imam Ahmad menjelaskan bahwa yang dimaksud adalah dosa yang telah ditaubati.
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,
وَكُلُّ مَعْصِيَةٍ عُيِّرَتْ بِهَا أَخَاكَ فَهِيَ إِلَيْكَ يَحْتَمِلُ أَنْ يُرِيْدَ بِهِ أَنَّهَا صَائِرَةٌ إِلَيْكَ وَلاَ بُدَّ أَنْ تَعْمَلَهَا
“Setiap maksiat yang dijelek-jelekkan pada saudaramu, maka itu akan kembali padamu. Maksudnya, engkau bisa dipastikan melakukan dosa tersebut.” (Madarijus Salikin, 1: 176)
Hadits di atas menunjukkan bahwa jika kita mencela orang lain, maka celaan itu akan kembali kepada kita sendiri.
4. Berkumpul dengan orang-orang sholeh
Berkumpul dengan orang-orang sholeh akan membantu kita untuk menjauhi perbuatan-perbuatan dosa, termasuk ghibah.
Rasulullah SAW menjadikan teman sebagai patokan terhadapa baik dan buruknya agama seseorang. Oleh sebab itu Rasulullah SAW memerintahkan kepada kita agar memilih teman dalam bergaul. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda :
“Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya. Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)
Hadits ini menunjukkan bahwa kita akan cenderung mengikuti perilaku teman-teman kita. Oleh karena itu, pilihlah teman-teman yang sholeh dan sholeha agar kita terhindar dari perbuatan-perbuatan dosa, termasuk ghibah.
5. Menjaga lisan
Lisan adalah salah satu anggota tubuh yang paling penting. Lisan dapat digunakan untuk kebaikan maupun keburukan. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga lisan kita.
Rasulullah SAW juga bersabda:
“Keselamatan manusia tergantung pada kemampuannya menjaga lisan.” (H.R. al-Bukhari).
Diriwayatkan oleh Ahmad, Rasulullah SAW juga bersabda:
“Hendaklah engkau lebih banyak diam, sebab diam dapat menyingkirkan setan dan menolongmu terhadap urusan agamamu.” (H.R. Ahmad).
Allah memperingatkan bahwa ada malaikat yang selalu mencatat setiap ucapan manusia, yang baik maupun yang buruk.
Itulah beberapa tips paling jitu untuk menghindari ghibah. Semoga kita dapat mengamalkan tips-tips tersebut agar kita terhindar dari perbuatan ghibah yang dapat merugikan diri kita sendiri dan orang lain ya Sobat Vero!