Tak jarang orangtua salah melakukan penilaian terhadap anak dan berdampak negatif yang membuat rusaknya harga diri sang anak. Berikut 4 perilaku orangtua yang merusak harga diri anak
- Mengkritik dengan kasar
Tantangan secara emosional bagi anak ialah saat dikritik oleh orangtua. Apalagi kalau diperlakukan dengan cara yang kasar atau merendahkan, anak akan merasa sedih, marah, frustasi, motivasi menurun serta kurang percaya diri. Hal itu dipaparkan Jeffrey Bernstein, Ph. D., psikolog orangtua dengan pengalaman lebih dari 30 tahun dalam memberikan konseling dan pembinaan kepada anak, remaja, pasangan, dan keluarga.
- Terlalu melindungi
Terus-menerus melindungi anak dari tantangan dan rintangan dapat mencegah mereka mengembangkan kepercayaan diri dan rasa berkompetisi. Anak jadi terbatas dalam bereksplorasi, belajar, dan melakukan kesalahan, padahal tahap itu penting dalam masa pertumbuhan anak.
- Menanamkan rasa bersalah
Banyak orangtua mendorong hal ini secara berlebihan hingga membuat anak merasa bersalah karena pikiran, perasaan atau tindakan mereka. Walaupun niat orangtua baik, untuk menanamkan rasa bersalah agar anak belajar dan tidak melakukan tindakan salahnya secara berulang, namun jika tidak dibarengi dengan kebijaksanaan apa pun sikap tersebut berisiko mengasingkan anak.
- Berbicara dengan sarkasme
Penggunaan sarkasme ini bisa menyakiti anak-anak karena membuatnya malu. Sarkasme menciptakan hambatan untuk berkomunikasi secara efektif dan membuat segalanya terasa lebih buruk.
Maka dapat disimpulkan, bahwa cara orangtua berinteraksi dengan anak memiliki pengaruh besar dalam membentuk dan mengembangkan nilai diri dalam hidup anak. Usahakan memberi contoh untuk bertanggung jawab atas perilaku negatif dan berkomunikasi dengan cara yang positif pada anak agar harga diri anak tetap terjaga baik.