Happy Face Killer: Si Pembunuh Berantai yang Berwajah Bahagia

Sebulan yang lalu gue iseng buka TikTok dan lewatlah video seorang wanita bernama Melissa Moore di FYP gue. Di videonya, Melissa cerita soal pengalaman pertama dia bersinggungan dengan hantu.

Orangtua Melissa bercerai di tahun 1990 karena ayahnya berselingkuh. Karena itu Melissa dan kedua adiknya tinggal bersama ibunya. Namun sesekali mereka akan mengunjungi ayah mereka yang bekerja sebagai supir truk dan tinggal dirumah kontrakan bersama pacar barunya di Portland, Oregon.

Ketika Melissa berusia 13 tahun, dia bersama kedua adiknya pun datang mengunjungi ayah mereka. Tapi, pas tiba di rumah kontrakan ayahnya itu, perasaan Melissa langsung nggak enak. Kayak ada yang aneh gitu. Ayahnya lalu cerita kalau abang pacarnya mati bunuh diri di salah satu ruangan di rumah itu. Melissa jadi berpikir, mungkin akibat dari peristiwa bunuh diri itu, makanya perasaannya nggak enak dan rumah itu jadimemiliki energi negatif.

Saat itu Melissa belum tahu kalau alasan sebenarnya bukan itu.

Ayahnya kemudian memberikan sebuah kamar untuk Melissa dan kedua adiknya, yang berseberangan dengan kamar ayahnya. Di kamar itu, Melissa dan kedua adiknya tidur di kasur tingkat. Melissa di atas, sementara kedua adiknya di bawah.

Namun, malam pertama tidur di kamar itu, Melissa merasa seperti ada orang yang mengawasinya. Lalu, saat semua orang terlelap, tiba-tiba ada yang menarik rambut Melissa. Melissa pun ketakutan dan loncat turun dari tempat tidurnya. Melissa mau ke kamar ayahnya untuk minta tolong, tapi ada sesuatu yang menahan langkahnya sehingga dia nggak bisa pergi ke kamar ayahnya itu. Akhirnya Melissa tidur di lorong depan kamarnyadengan lampu menyala.

Keesokan paginya, ayahnya bangun dan bingung saat menemukan Melissa tidur di lorong. Ayahnya lalu tanya kenapa Melissa tidur di situ. Melissa pun cerita kalau kamarnya berhantu dan rambutnya ditarik sama hantu itu. Bukannya membantah, ayahnya malah bilang ke Melissa untuk nggak menghiraukan hantu itu. Karena ternyata ayahnya juga sering diganggu hantu itu di malam hari sampai kakinya ditarik-tarik.

Sayangnya, meski Melissa sudah mencoba cuek, hantu dikamarnya terus mengganggu tidurnya. Bisa dibilang, selamalibur musim panas Melissa tinggal di rumah itu, dia nggak pernah tidur nyenyak di kamarnya. Melissa jadi lebih sering tidur di lorong kamar, atau di sofa ruang tamu dengan kondisiTV menyala. Walau begitu, tetap saja saat tengah malamMelissa akan terbangun karena lemari pajangan yang tiba-tiba terbuka sendiri, atau karena TV yang menyala dan mati sendiri.

Selain diganggu hantu, Melissa juga suka melihat noda merah di langit-langit ruang tamu. Awalnya Melissa pikir itu noda saus spaghetti, tapi beberapa tahun kemudian, sekitar tahun 1995, Melissa akhirnya tahu kalau itu bukan noda saus. Melissa juga akhirnya tahu kenapa rumah itu mengeluarkan energi negatif dan berhantu.

Ternyata, ruang tamu rumah itu adalah tempat di mana ayahnyaMelissa membunuh korban pertamanya.

Ayahnya Melissa yang bernama Keith Hunter Jesperson ternyata seorang pembunuh berantai yang dikenal sebagai Happy Face Killer. Di awal tahun 90-an, Keith membunuh paling nggakdelapan orang wanita, dan korban pertama Keith bernama Taunja Bennett.

Keith bertemu Taunja di sebuah bar, lalu dia mengundang Taunja ke rumah kontrakannya. Singkat cerita, Keith dan Taunjapun kencan di rumah kontrakan Keith tersebut. Tapi, obrolanmereka tiba-tiba berubah menjadi argumen yang membuat mereka bertengkar hebat. Karena kesal, Keith pun mencekik Taunja. Keith yang badannya tinggi besar dan tenaganya kuat itu pun dengan mudah membunuh Taunja. Setelah menyadariTaunja mati di tangannya, Keith membuang tubuh Taunja di sebuah ladang yang sepi. Lalu Keith melanjutkan hidupnyaseakan nggak terjadi apa-apa.

Beberapa hari kemudian, tubuh Taunja ditemukan oleh pekerja ladang. Publik jadi heboh. Polisi pun mencari pembunuh Taunja. Anehnya, di saat Keith ketakutan ditangkap polisi, tiba-tiba muncul dua orang yang mengaku telah membunuh Taunja.

Jadi, ada seorang wanita bernama Laverne Pavlinac yang membaca berita tentang Taunja di koran. Laverne merasa ini kesempatan untuk membebaskan dirinya dari John Sosnovske, kekasihnya yang suka melakukan kekerasan pada dirinya. Laverne pikir, hidupnya akan lebih aman di dalam penjaradaripada saat bersama John. Laverne pun melaporkan dirinya dan John ke polisi. Laverne berbohong dan bilang kalau John adalah pembunuh Taunja, sedangkan Laverne membantu John melakukan pembunuhan itu.

Karena kata-kata dan bukti yang diberikan Laverne meyakinkan, polisi jadi percaya dan akhirnya menutup kasus pembunuhan Taunja. Tapi, Keith malah jadi besar kepala. Aksi pembunuhan Keith pun berlanjut. Setiap Keith berkencan dengan seorang wanita dan ada sesuatu pada diri wanita itu yang membuatnya kesal, dengan mudah Keith menghabisi nyawa wanita itu karena merasa dirinya nggak akan tertangkap polisi.

Tapi, ketika Laverne dan John menjadi pusat perhatian publiksaat akan diadili, Keith jadi iri. Keith juga ingin menjadi pusat perhatian. Keith pun menulis pengakuan di dinding toilet pemberhentian truk bahwa dia adalah pembunuh Taunja yang sebenarnya.

Sayangnya, pengakuan Keith di toilet itu nggak menarik banyak perhatian publik seperti yang Keith inginkan. Akhirnya Keith mengirim surat ke redaksi The Oregonian. Di suratnya itu Keith menulis dengan detail semua pembunuhan yang sudah dia lakukan. Lalu Keith menandatangani setiap lembar suratnya dengan gambar wajah yang tersenyum. Nggak ada yang tahu apakah senyum di gambar itu adalah senyum bahagia atau senyum mengancam, tapi karena gambar senyum di suratnya itu,Keith jadi dikenal sebagai Happy Face Killer alias Pembunuh Berwajah Bahagia.

Keith akhirnya ditangkap, sementara Laverne dan John dibebaskan. Keith juga mengaku sudah membunuh 158 orang, tapi hanya 8 orang yang berhasil dikonfirmasi. Keith pundivonis penjara seumur hidup. Sementara Melissa akhirnya sadar kalau hantu yang mengganggunya saat itu adalah hantu korban ayahnya yang ingin memperingatkan Melissa tentang kejahatan yang sudah dilakukan ayahnya. Karena kejadian itu pula, Melissa jadi bisa melihat hantu sampai hari ini.