Bukan Cuma Love Language, 4 Tipe Stress Language Ini Juga Penting Kalian Tahu!

Pernahkah Sobat Vero merasa kesulitan berkomunikasi dengan orang terdekat saat mereka sedang stres? Atau, kalian sendiri merasa kebingungan bagaimana mengekspresikan stres kalian dengan cara yang sehat?

Nah, memahami “stress language” atau bahasa stres dapat menjadi solusinya. Stress language adalah cara seseorang dalam menunjukkan pikiran dan perasaannya saat mengalami stres.

Sama seperti “love language” nih Sobat Vero, “stress language” juga memiliki beberapa tipe yang bisa kalian pahami dan pelajari!

Tipe Stress Language yang Penting Untuk Dipahami

1. Fight (Melawan)

Orang dengan tipe “fight” cenderung merespons stres dengan cara yang meledak-ledak. Mereka mudah marah, tersinggung, dan bahkan agresif. Ciri-ciri fisiknya seperti detak jantung berdebar, gelisah, dan berkeringat. Biasanya mereka jauh lebih mengontrol dan selalu merasa “kamu itu salah, aku yang bener”

Tips berkomunikasi:

  • Dengarkan dengan penuh perhatian dan tanpa menghakimi.
  • Hindari berdebat atau membalas dengan amarah.
  • Berikan ruang bagi mereka untuk mengekspresikan emosinya.
  • Ajak mereka untuk mencari solusi bersama setelah mereka tenang.

2. Flight (Menghindar)

Tipe “flight” ini cenderung menghindari situasi yang punya potensi membuatnya tambah stres. Mereka mungkin terlihat diam, menyangkal masalah, atau mengalihkan pembicaraan.

Ciri-ciri fisiknya seperti sering menggoyangkan kaki, nafas yang dangkal, dan mudah lelah. Kadang juga mereka dengan tipe ini lebih suka banyak bekerja dan nampak mudah panic.

Tips berkomunikasi:

  • Berikan mereka waktu dan ruang untuk sendiri.
  • Tawarkan bantuan dengan cara yang tidak memaksa.
  • Ajukan pertanyaan terbuka untuk mendorong mereka berbicara.
  • Bersabarlah dan tunjukkan bahwa kalian peduli.

3. Freeze (Membeku)

Orang dengan tipe “freeze” ini akan lebih membeku atau dingin saat stres. Mereka mungkin terlihat bingung, lebih banyak diam dan menghilang, kesulitan mengambil keputusan atau menerima masukan. Ciri-ciri fisiknya seperti pucat, tremor, dan berkeringat dingin.

Tips berkomunikasi:

  • Bicaralah dengan tenang dan lembut.
  • Berikan instruksi yang jelas dan sederhana.
  • Hindari memberi tekanan atau membuat mereka merasa terburu-buru.
  • Tawarkan bantuan praktis untuk menyelesaikan tugas-tugas kecil.

4. Fawn (Menyenangkan)

Tipe “fawn” ini memang cenderung menyenangkan orang lain saat stres. Mereka mudah mengatakan “iya” meskipun tidak mampu, dan takut mengecewakan orang lain. Saat stres mereka jadi jauh lebih banyak mengalah, bahkan meminta maaf berlebihan.

Bukan itu saja, jika orang denga “stress language” fawn ini sedang stres dia akan lebih takut untuk sendirian dan tidak berani beropini.

Ciri-ciri fisiknya seperti sering tersenyum, tertawa gugup, dan selalu setuju pada segala hal.

Tips berkomunikasi:

  • Bantu mereka untuk belajar mengatakan “tidak”.
  • Dorong mereka untuk mengekspresikan pendapat dan perasaannya.
  • Bantu mereka untuk membangun rasa percaya diri.
  • Berikan pujian yang tulus atas usaha mereka.

Memahami “stress language” dapat membantu Sobat Vero untuk berkomunikasi lebih efektif dengan orang-orang terdekat saat mereka sedang stres. Dengan mengetahui tipe “stress language” mereka, kalian dapat menyesuaikan cara berkomunikasi, memberikan dukungan yang tepat, dan membantu mereka untuk mengelola stres dengan lebih baik.

Ingatlah bahwa setiap orang memiliki cara yang berbeda dalam menghadapi stres. Yang terpenting adalah saling menghargai dan memahami satu sama lain.

Exit mobile version