Sobat Vero tahu WHO? WHO adalah World Health Organization atau organisasi kesehatan dunia. Organisasi tersebut secara terbuka memberitahu tentang Batasan usia seseorang bisa dikatakan sebagai remaja dan tidak, apa kalian masih termasuk remaja menurut WHO?
Ternyata bagi WHO batas usia para remaja adalah 10 sampai 19 tahun, untuk mereka di kelompok usia 15 sampai 24 tahun disebutnya sebagai ‘anak muda’, tapi bukan remaja.
Perkembangan mental pada remaja
Remaja biasanya akan mengalami perubahan baik secara fisik maupun mental, jika secara fisik kalian pasti sudah paham pada bagian mana saja yang berubah di tubuh kalian, jika belum terlalu jelas bisa kalian baca kembali artikel Ciri dan Fase Remaja, Sorry 25 Tahun Tidak Termasuk!.
Akan jadi lebih egois
Secara mental, para remaja ini biasanya akan berubah jadi pribadi yang lebih egois dari sebelumnya. Pola pikirnya akan berdasarkan apa keinginannya dan apa yang dianggapnya benar atau salah. Jadi penilaian salah dan benar bisa sangat subjektif bagi para remaja.
Sangat butuh privasi
Biasanya remaja dengan batasan umur tersebut mulai punya keinginan untuk memiliki kamar sendiri, tidak ingin menghabiskan banyak waktu dengan orang tua, tapi mereka lebih banyak menghabiskan akhir pekan dengan teman.
Jika urusan pribadinya diganggu mereka bisa sangat kesal dan mampu beradu argumen dengan orang tuanya.
Mulai tahu hubungan romantis
Perjalanan cinta bagi seseorang biasanya dimulai pada masa remaja, mereka yang ada di antara usia 14 tahun ke atas akan mulai merasa ada ketertarikan dengan lawan jenis.
Pada masa ini pula orang tua harus waspada dengan perilaku romantis anak kalian, karena kadang ada saja tindakan spontan yang dilakukan para remaja ini yang tidak mereka pikirkan jangka panjangnya hanya karena cinta.
Bagaimana mengasuh remaja?
Biasanya orang tua punya banyak pengetahuan tentang mengasuh bayi atau balita, tapi bagaimana dengan mereka yang sudah remaja? Pasti akan terasa bingung menghadapi tingkah remaja yang sulit diprediksi.
Coba buka komunikasi
Para remaja ini bukan tidak mau bicara pada orang tua, tapi mereka tidak menemukan kenyamanan saat bicara pada orang tuanya, untuk itu sebagai orang tua penting untuk membuka komunikasi yang membuat sang remaja nyaman dan aman ketika bercerita pada para orang tua.
Coba jadi supportif
Sekalipun kalian tidak ingin anak kalian berpacaran misalnya, tapi namanya remaja akan ada masa dia berontak, agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan, akan lebih baik jika orang tua bersikap supportif, bebaskan mereka melakukan apapun keinginan mereka namun tetap orang tua ingatkan jika terlihat tanda-tanda sudah keluar batas.
Jangan membandingkan
Remaja paling tidak senang saat dirinya dibandingkan apalagi dengan temannya sendiri, puji dan beri teguran mereka dengan baik tanpa membawa perbandingan pada siapapun. Karena setiap anak memiliki kepintaran dan kebisaan masing-masing.
Nah, bagaimana Sobat Vero jadi semakin paham kan bagaimana harus bersikap kepada para remaja ini?