Salah satu kekayaan hayati yang dimiliki Indonesia dan flora endemik Sumatera adalah bunga bangkai. Bunga bangkai merupakan flora endemik Sumatera yang sangat sering disamakan dengan padma raksasa, Raflesia arnoldi. Namun sebenarnya kedua tumbuhan yang tumbuh di hutan tropis ini adalah dua spesies yang berbeda lho, Sobat Vero. Sebutan itu terjadi dikarenakan kedua bunga tersebut mengeluarkan bau busuk yang tidak sedap dan memiliki ukuran yang besar.
Sejarah Bunga Bangkai
Bunga bangkai pertama ditemukan di sekitar air terjun Lembah Anai, Sumatera Barat. Hal ini dapat membuat para peneliti Indonesia maupun berbagai negara di dunia terpaku dan ingin meneliti bunga bangkai lebih dalam.
Penelitian pun terjadi dalam rumah kaca. Bunga bangkai Indonesia ini memiliki keunikan dari bentuk, ukuran serta aroma bunga yang menarik. Berbagai percobaan menumbuhkan bunga bangkai di luar habitatnya, hutan hujan Sumatera, pun dilakukan. Pertama kali dilakukan di Pusat Konservasi Kebun Raya Bogor, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Dilansir dari Live Science, bunga bangkai yang dapat tumbuh di luar pulau Sumatera adalah di Kew Gardens, Inggris, pada tahun 1889. Menurut Royal Botanic Garden Edinburgh, sejak ditemukannya Beccari, tumbuhan berbau busuk ini dapat membuat banyak ahli penasaran.
Arti Bunga Bangkai
- Keajaiban Alam
Bunga bangkai menjadi salah satu keajaiban alam dan kekuatan kreativitas dalam bentuk untuk dan menakjubkan.
- Keberanian dan Ketabahan
Hal ini memiliki makna pentingnya memiliki keberanian, kesabaran dan dedikasi untuk mencapai tujuan hidup
- Keindahan Yang Tak Biasa
Makna yang terkandung adalah pentingnya menerima dan menghargai keunikan dan keindahan yang ada di sekitar kita.
Jenis Bunga Bangkai
- Rafflesia arnoldi
Rafflesia Arnoldi pertama ditemukan pada 1818 oleh Dr. Joseph Arnold dan Sir Thomas Stamford Raffles di hutan tropis Sumatera. Bunga bangkai yang memiliki ukuran terbesar di dunia ke-1. Rafflesia Arnoldi dikatakan bunga yang unik karena hanya berupa bunga tanpa daun sehingga tidak dapat berfotosintesis. Bunga bangkai ini tumbuh dan bergantung pada inang di jaringan tumbuhan merambat. Bau busuk Rafflesia arnoldi ini bisa tercium hingga radius 30 meter dan memiliki berat beban mencapai 10 kg. Butuh waktu untuk mekar hanya 5-7 hari dan memiliki 40 kepala sari.
- Amorphophallus titanum Becc
Tumbuhan ini pertama kali ditemukan oleh Dr. Odoardo Beccari, seorang ahli bitani dari Italia pada tahun 1878. Bunga bangkai ini dapat ditemukan di Stasiun Penelitian Hutan Tropis (SPHT) Taman Nasional Kayan Mentarang di Lalut Birai, Desa Long Alango, Malinau. Bunga jenis ini memiliki ketinggian 5 cm dan berdiameter 1,5 meter. Bagian yang menjulang tinggi ke atas disebut spadix dan bagian pelindung yang mekar disebut braktea.
- Konnyaku (Amorphophallus Konjac)
Konnyaku adalah tumbuhan tahunan yang tumbuh dari umbi besar berdiameter 25 cm. Memiliki daun yang berukuran 1,3 m dari pangkal, menyirip dan memiliki berbagai selebaran. Konnyaku pertama kali dikenalkan oleh bangsa Jepang sebagai obat pada abad ke-6 dan telah menjadi makanan sehari-hari selama 1500 tahun. Tumbuhan tahunan ini tumbuh di India, Jepang, Tiongkok dan Korea.
- Amorphophallus bulbifer (Voodoo Lilies)
Tumbuhan berumah satu ini abadi, tegak dan memiliki tinggi 50-90 cm. Memiliki umbi dengan diamater hingga 15 cm, menghasilkan 1 daun. Spesies ini paling mudah tumbuh di lingkungan yang lembab. Tanaman ini menyukai keteduhan dan menjadi daya tarik tersendiri karena salah satu spesies tercantik yang memiliki bunga tidak berbau terlalu busuk dibandingkan dengan jenis lainnya.
Sobat Vero sendiri sudah pernah lihat langsung bagaimana bentuk bunga bangkai belum?