Sering Bikin Heboh! 3 Mitos Bulan Darah yang Beredar di Masyarakat

Sobat Vero pasti pernah dengar soal Bulan Darah, tapi apakah pernah menyaksikan langsung fenomena tersebut? Bulan Darah merupakan fenomena yang kerap terjadi di masyarakat. Hal ini adalah siklus rutin ketika bulan menghalangi pantulan cahaya matahari yang akan ke bumi.

Jadi, baik cahaya bulan dan matahari sama-sama tidak memancar. Fenomena ini sebenarnya lebih akrab kita kenal sebagai gerhana bulan total.

Adapun alasan gerhana bulan total ini disebut sebagai blood moon atau bulan darah adalah warna yang dipancarkan bulan itu sendiri. Warnanya merah pucat hingga merah pekat menyerupai darah.

Sejak saat itu fenomena gerhana bulan total dikenal juga sebagai fenomena bulan darah. Tapi tahukah kalian tentang mitos-mitos yang beredar terkait dengan fenomena bulan darah?

Mitos di Tengah Masyarakat Terkait Fenomena Bulan Darah

Raksasa yang Menelan Bulan

Mitos pertama yang cukup banyak orang percaya adalah tentang Kala Rahu atau raksasa yang berperang dengan seorang raja kemudian dipenggal kepalanya. Raksasa yang dipenggal ini marah dan mengejar raja kemudian memakan bulan sebagai bentuk kemarahannya.

Nantinya bulan tersebut akan kembali muncul dari leher Kala Rahu yang dipenggal tersebut. Masyarakat yang meyakini kisah ini juga sangat strict dengan aturan-aturan yang berlaku sebagai pantangan, khususnya untuk ibu hamil.

Menghadapi fenomena bulan darah, para ibu hamil akan dilarang keluar rumah bahkan mengerjakan pekerjaan rumah agar janinnya selamat.

Tidak hanya itu, mereka juga diharuskan membawa jarum, gunting, atau benda tajam lain sebagai bentuk perlawanan terhadap Kala Rahu tersebut.

Tanda Kiamat

Beberapa masyarakat juga mempercayai bahwa blood moon atau fenomena bulan darah ini sebagai tanda kiamat yang akan segera datang. Mereka bahkan mengutip salah satu ayat dari Alkitab Yoel 2:31 yang berbunyi bahwa salah satu tanda kiamat adalah ketika matahari berwarna gelap dan bulan menjadi semerah darah.

Meski begitu teori ini dianggap kurang kuat karena faktanya bumi sudah mengalami gerhana hampir setiap 4 kali dalam satu tahun. Beberapa tahun tertentu bahkan hingga 7 kali banyaknya.

Membawa Penyakit

Pagebluk atau penyakit juga menjamur dalam mitos yang beredar di masyarakat terkait fenomena bulan darah ini. Bagi masyarakat Jawa, apabila gerhana terjadi saat bulan Muharram, maka akan muncul berbagai wabah penyakit.

Tidak hanya itu saja, pemimpin dari daerah atau negeri tersebut juga akan meninggal akibat pagebluk. Pagebluk sendiri berasal dari kata geblug atau bluk yang baik dalam bahasa Sunda ataupun Jawa, diartikan sebagai jatuh, tumbang atau tersungkur.

Terlepas dari seluruh mitos dan anggapan yang beredar di masyarakat terkait fenomena ini, gerhana bulan adalah hal yang wajar terjadi. Hal ini dikarenakan bumi berputar mengorbit pada matahari sehingga baik bumi maupun bulan akan berpindah posisi pada waktu tertentu menurut ilmu astronomi.

Kalau Sobat Vero kira-kira punya mitos atau kejadian apanih terkait fenomena bulan darah?