Pidi Baiq, penulis yang memahami betul hubungan emosional antara individu dan kota, merangkai kata-kata yang mendalam dalam kutipannya, “Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi.”
Kutipan tersebut telah merasuk dalam hati mereka yang kerap melintasi jalan Asia Afrika, memberikan dimensi emosional pada setiap langkah di titik nol Bandung menuju Alun-Alun. Verona Films, yang merupakan metamorfosis dari Verona Pictures, mengenali kekuatan dan daya tarik kutipan dari Pidi Baiq tersebut, dan memutuskan untuk mengangkatnya ke layar
lebar. Langkah ini menjadi bagian dari upaya untuk merefleksikan keindahan perjalanan personal di tengah keramaian jalan Asia Afrika.
Proses adaptasi ini juga bertujuan untuk memberikan pengalaman visual yang mendalam bagi penonton, sebagaimana yang dirasakan oleh Pidi Baiq. Sehingga ini akan memunculkan ketertarikan mendalam bagi para penontonnya. Sutradara terkenal, Guntur Soeharjanto, akan memimpin proyek ini. Keahlian Guntur Soeharjanto dalam menggarap film yang menyentuh hati tentu tidak diragukan lagi sehingga diharapkan dapat menghidupkan nuansa perasaan yang terkandung dalam cerita “Dan Bandung” yang ditulis oleh Pidi Baiq.
Nantinya, para penonton dapat mengantisipasi penampilan visual yang memukau seiring perjalanan menyusuri jalan Asia Afrika, dipadu dengan kepekaan emosional yang khas. Adaptasi ini menjadi sebuah kesempatan untuk mendalamkan makna dan perasaan yang terkandung dalam kata-kata Pidi Baiq tersebut.
Verona Films memang berkomitmen untuk mempertahankan esensi kutipan tersebut, menjadikannya sebagai inti dari cerita yang dihadirkan dalam film ini secara mendalam. Sebagai hasilnya, penonton diharapkan dapat merasakan sentuhan emosional yang autentik dan lebih mendalam.
Melalui proyek ini, Verona Films tidak hanya mengangkat karya sastra Pidi Baiq ke layar lebar, tetapi juga menggali lebih dalam makna kutipan legendaris tersebut. Film ini diharapkan menjadi perjalanan visual dan emosional, mengajak penonton merenung atas arti dari setiap langkah yang diambil di kota Bandung.
Sejalan dengan semangat kutipan Pidi Baiq, film ini menjadi medium untuk menggambarkan bahwa kota bukan hanya sekadar tempat, tetapi juga suatu ruang dan masa di mana perasaan
dan kenangan membentuk ikatan yang tak terlupakan bagi seseorang. Dengan adanya film adaptasi “Dan Bandung” ini, diharapkan dapat menyampaikan pesan mendalam tentang keindahan hubungan emosional antara individu dan kota, sebagaimana yang dirasakan oleh Pidi Baiq sang penulis.