Mengawali karir sebagai sutradara melalui film Otomatis Romantis pada tahun 2008, Sutradara Guntur Soeharjanto saat ini menjadi salah satu sutradara yang sangat diperhitungkan.
Apalagi semakin banyak karya film garapan Guntur yang berhasil menembus jutaan penonton. Sutradara kelahiran 18 Maret 1976 ini telah meraih banyak penghargaan bergengsi, jadi tak diragukan lagi kualitas seorang Guntur dalam membuat film. Apa saja film Guntur yang berhasil meraup jutaan penonton?
Pangonan Wingit
Film yang bercerita tentang kakak beradik bernama Raina yang diperankan Luna Maya dan Fey yang diperankan Bianca Hello, mereka memutuskan pindah dari Jakarta dan pindah ke Semarang untuk mengelola hotel.
Hotel tersebut merupakan warisan dari kakek dan nenek mereka, yaitu Garinto yang diperankan Budi Ros dan Nenek Suktini yang diperankan Oce Permatasari. Sebagai bentuk penghormatan, kepada kakek dan neneknya, mereka sepakat untuk mengelola hotel tersebut.
Hotel tersebut bernama Ambar Mangun, yang ternyata mengelola hotel tersebut tidak mudah. Terdapat peraturan yang harus ditaati dan memang sudah ditetapkan oleh kakek dan neneknya, yaitu melarang keras masuk ke lantai 3.
Tidak ada alasan khusus kenapa larangan itu dibuat, namun suatu malam ada suara tangisan misterius yang berasal dari lantai 3, Raina yang penasaran memutuskan untuk menyelidikinya.
Raina nekat melanggar aturan yang sudah ditetapkan dan masuk ke salah satu kamar tanpa nomor di lantai 3. Saat berada di sana ia melihat sosok wanita tua dengan kulit pucat. Sosok wanita tua itu pun mengucapkan kata-kata misterius, “Telung dino, tengah wengi,” yang berarti “Tiga hari, tengah malam.”
Usai kejadian itu, Raina menyadari nyawanya tengah terancam karena telah memasuki area terlarang, yaitu panggonan wingit atau tempat angker. Kakek Garinto, Nenek Suktini, dan Fey berusaha untuk menemukan cara agar Raina terhindar dari bahaya.
Apakah mereka akan berhasil mengungkap misteri di balik kamar tanpa nomor yang kelam tersebut? dan membebaskan Raina dari bahaya yang mengancam nyawanya?
Makmum 2
Film yang bercerita tentang Rini yang diperankan Titi Kamal, ia baru kehilangan suaminya sekaligus mendapat kabar duka atas kematian bude Yanti, sosok yang merawatnya sejak kecil.
Ia kembali ke desa kelahirannya bersama putranya, Hafiz yang diperankan Jason Doulez Beunaya Bangun, Rini pun menemukan desa Suayan yang tertutup dari perkembangan zaman oleh keinginan pak ustadz yang diperankan Pritt Timothy.
Setelah mendengar isu soal kematian bude Yanti yang berterkaitan dengan hutan larangan, Rini pun memperingatkan Hafiz untuk tidak masuk ke hutan tersebut.
Tapi Hafiz justru semakin penasaran dan terjerat dalam petualangan misterius di hutan larangan bersama anak berkaki pincang.
Ketika ditemukan di altar batu dalam keadaan tak sadarkan diri, Hafiz jadi satu-satunya yang tak sembuh dari kejadian tersebut. Rini pun dihantui oleh khanzab, hantu yang mengganggunya ketika shalat.
Perlahan terungkap, hantu itu adalah penjaga hutan larangan yang kesal akibat ‘rumah’ yang ia tempati diusik saat pembangunan masjid desa.
Bahkan, Nyi Lawe, salah satu hantu penjaga merasuki Rini untuk membalas dendam. Tapi berkat kerja sama pak ustadz, pak Ajis yang diperankan Fuad Idris, Alif yang diperankan Samuel Rizal dan mbah Zahar yang diperankan Otig Pakis, upaya untuk mengusir Nyi Lawe pun dapat dilakukan dari tubuh Rini.
Ayat-ayat Cinta 2
Fahri yang diperankan Fedi Nuril sudah menyelesaikan studi di Mesir pada film Ayat-ayat Cinta 2, kini ia tinggal di Edinburgh, Skotlandia dan bekerja sebagai dosen di University of Edinburgh.
Namun Fahri tinggal sendirian, karena Aisha menghilang ketika melakukan perjalanan ke Palestina. Tak ada yang tahu kabar Aisha, apakah masih hidup atau tidak.
Isu beredar bahwa Aisya dan temannya sudah meninggal di sana. Tapi berbeda dengan temannya, jasad Aisha tak pernah ditemukan. Kehilangan Aisha membuat Fahri berkabung cukup lama dan hampir putus asa.
Akhirnya ia memutuskan untuk melanjutkan hidup dan bekerja ditemani oleh sang asisten rumah tangga, Paman Hulusi yang diperankan Pandji Pragiwaksono pria berdarah Turki.
Tidak hanya mengajar dan meneliti, Fahri pun mengembangkan usaha yang dulu dikelola bersama Aisha. Kehidupan Fahri tidak selalu berjalan mulus, selalu ada diskriminasi serta kecaman bahwa muslim adalah teroris dari beberapa orang.
Meski kesantunan dan keramahan sikap Fahri membuat ia banyak disukai orang, tetap ada yang membenci dirinya. Salah satunya Keira yang diperankan Chelsea Islan, gadis kelahiran Skotlandia yang terobsesi untuk jadi pemain biola terkenal.
Suatu saat, Fahri bertemu dengan Hulya yang diperankan Tajtana Saphira, gadis berkebangsaan Turki-Jerman yang sedang mengambil S2 di Edinburgh dan masih memiliki hubungan keluarga dengan Aisha. Kira-kira apa yang terjadi dengan mereka?
Suzzanna: Malam Jumat Kliwon
Film ini bercerita tentang Suzzanna yang diperankan Luna Maya, ia hidup bahagia bersama kekasihnya, Surya yang diperankan Achmad Megantara. Namun, kebahagiaan mereka terusik karena Suzzanna mendengar keluarganya terlilit hutang.
Jumlahnya pun cukup besar dan harus dilunasi dalam waktu yang singkat, hingga akhirnya Suzzanna dijadikan jaminan. Suzzanna jadi istri kedua si pemberi hutang, Raden Aryo yang diperankan Tio Pakusadewo, yang belum dikaruniai anak dari istri pertamanya.
Pernikahan Suzzanna dan Raden Aryo membuat Surya sakit hati dan tidak terima. Seiring berjalannya waktu, Suzzanna hamil dan hendak melahirkan tapi Surya berniat untuk melakukan perjanjian dengan iblis dengan menggali kubur. Apa yang dilakukan dia selanjutnya?
99 Cahaya di Langit Eropa
Film yang berkisah tentang Hanum Salsabiela Rais yang diperankan Acha Septriasa dan suaminya Rangga Almahendra yang diperankan Abimana Aryasatya. Hanum harus berhenti dari pekerjaanya untuk menemani Rangga kuliah doktorat di Vienna, Austria.
Hanum awalnya bosan karena tidak ada kegiatan, dan akhirnya dia mencari pekerjaan dan bertemu dengan Fatma Pasha yang diperankan Raline Shah, seorang wanita Turki yang juga sedang mencari pekerjaan.
Dari Fatma, Hanum dan Rangga belajar tentang sejarah Islam di Eropa yang dibawa oleh bangsa Turki pada masa lalu. Tepatnya pada era Merzifonlu Kara Mustafa Pasha dari Kesultanan Utsmaniyah.
Mampukah Hanum dan Rangga beradaptasi dengan berbagai budaya dan agama di sana? dan akankah mereka tidak mendapat diskriminasi di negara tersebut?