Is This Love? (Chapter 5)

Rhea berhasil keluar dari gedung Jakarta X Beauty yang membuatnya seperti mengalami vertigo dadakan dan itu sama sekali tidak menyenangkan. Kepalanya masih terasa berat hingga tangan kanannya menahan kepalanya sebelah kanan.  Di saat Rhea mencari di mana letak mobilnya, sebuah tangan tiba-tiba menariknya hingga membuatnya kaget. 

“Saya mau bicara dengan kamu!” 

Rhea segera mengenal suara itu dan saat menoleh benar saja itu adalah Ocean. Ocean hanya memakai kaos berwarna hitam dan jas casual untuk menutupi dinginnya malam. Wajah Ocean nyaris seperti tidak cuci muka berhari-hari. Dia mendorong Rhea yang tubuhnya lemas ke arah parkiran. Rhea segera memberontak dengan sekuat tenaganya. 

“Lepas, Sean! Kita bisa bicara baik-baik!” 

Ocean tidak menghiraukan peringatan dari Rhea dan segera menarik Rhea ke parkiran ujung gedung yang tidak tampak cctv di sana. Sesampainya di sana Rhea berhasil melepas tangannya. Ocean kali ini menghadap wajah Rhea dengan tatapan serius.  

“Bahkan saya masih sangat berbaik hati sama kamu, untuk bicara di sini dan bukan sekalian di depan pers saja. Sekalian mempermalukan kamu!” 

“Kenapa kamu ngga hubungi saya aja dan ketemu dengan baik-baik?”

“Kamu pikir saya bisa menghubungi kamu? Semua akses keluarga kami terhadap keluarga kamu ditutup!” Ocean benar-benar kalut dan entah berapa kali mengusap mukanya. “Kamu ngga tau apa yang dihadapi TERRA MODE, Rhe?” 

“Dari awal itu salah keluarga kalian! Kenapa gak mau dengar dulu kebenarannya? Saya hanya minta kamu percaya Ocean! Yang kamu pedulikan hanya saham!”

“Oh, sekarang kamu dengan mudahnya bilang gitu? Pernikahan bisnis kita itu di tanda tangani oleh kita berdua dan tidak ada yang boleh membocorkan hal itu. Kamu lupa?” 

“Perjanjian itu hanya di antara kita Sean! Bukan secara hukum. Maka, saat keluarga kalian melakukan itu, hal yang terpikirkan hanyalah membalasnya dengan seperti itu!” 

“Saya pikir kamu sudah tidak egois lagi, Rhe. Enam bulan terakhir dari perkenalan kita selama setahun, kamu sudah berubah. Keluarga kalian hanya memikirkan keuntungan!” 

“Trus, apa yang kamu lakuin? Memberikan statement kalo kamu mencintai aku? Sebagai bentuk playing victim? Trus kamu ninggalin aku kaya ibu aku ninggalin aku! Kamu bener-bener ngga memperjuangkan apapun! Karena aku dijebak pada malam itu, Sean!” Kali ini Rhea benar-benar terbawa perasaan, matanya berkaca-kaca dan akhirnya bisa meluapkan kegalauannya selama ini kepada Ocean. Bahkan, dia tidak sadar telah menggunakan panggilan ‘aku’ untuk dirinya kepada Ocean. 

Dalam beberapa detik, Ocean hanya dapat terdiam dan tidak bisa menanggapi Rhea.

“Kalo ngga ada yang kamu bicarakan lagi, aku pergi.” 

Rhea beranjak meninggalkan Ocean dan membelakanginya. Ocean dengan nafas yang cukup berat akhirnya berkata. “Gimana kalau pernyataan itu benar, Rhe?” 

Rhea terhenti sejenak dan masih belum mengerti lalu memilih untuk pergi begitu saja. Ocean yang melihat kepergian Rhea lalu meninju tanah dengan tangannya.

 

***

DUA HARI KEMUDIAN…

 

“Sayang, kamu harus lihat ini.”  Hari Senin itu merupakan hari yang begitu cerah untuk Darren, bahkan dia repot-repot untuk membawakan iPad-nya dan diperlihatkan kepada anaknya.

Rhea yang sedang menyantap sarapan di ruangannya, terpaksa melihat ke portal berita yang dimaksudkan oleh papanya. 

“PAMERAN ELGANC X PURE MENJADI KOLABORASI YANG DITUNGGU”

“NETIZEN MULAI MENDUKUNG KOLABORASI ELGANC X PURE” 

“ALAKAI JAVIER DIGADANG MENJADI ‘COUPLE’ ANDRHEA SEJAK PERNYATAANNYA DI JAKARTA X BEAUTY” 

Komentar para netizen di bawah semua headline ini, tetap pro dan kontra untuk menyatukan kolaborasi mereka. Namun, beberapa foto yang diambil oleh para wartawan memperlihatkan perhatian Alakai kepada Rhea. Sebuah senyum tersirat di wajah Rhea. Entah apa yang dia pikirkan, tetapi saat melihat matahari langsung bersinar ke arahnya, Rhea memikirkan sesuatu yang jauh dari itu. 

“Kemana saja pemuda itu ya, Rhea?” Darren sudah tersenyum bangga. Rhea belum sempat menghiraukan papanya, lalu dia mengambil handphonenya. Terdapat notifikasi pada handphonenya, sebuah nomor yang tak dikenal mengirimkan pesan padanya.

“Halo Rhea, ini Kai. Siang ini kita bisa ketemu?”  

“Papa yang kasih nomormu. Di hari kamu diantarkan pulang saat mabuk.” Darren tampak ingin langsung ikut campur dengan urusan anaknya sambil menatap handphone Rhea dan menunggu putrinya menjawab. “Apa jawabanmu?” 

“Pa, gimana tentang kasus kemarin? Ada perkembangan?” Rhea malah ter-distract sesaat dengan skandalnya yang tertinggal beberapa waktu. 

“Pelakunya begitu lihai, di cctv tidak ada yang mencurigakan. Sekarang, tujuan papa adalah mengembalikan image kamu dengan bantuan Alakai.” 

“Tapi pa, orang-orang mungkin masih menyangka aku ini bener-bener melakukannya. Aku inget banget, aku gak pernah tidur dengan lelaki lain!” 

“Lalu, kamu mau buat klarifikasi kalo kamu ngga ngelakuin itu, Rhe? Kalaupun kamu melakukannya, kita sudah jelas-jelas bilang pernikahan itu pernikahan bisnis. Kamu memang sengaja menggagalkan hal itu supaya kamu tidak jadi menikah, itu sudah tidak jadi masalah.” 

Penjelasan Darren mengenai hal itu membuat Rhea cukup terkejut sekaligus tidak nyaman. Rhea tidak menyangka Darren akan semudah itu bilang akan hal yang terjadi. 

“Papa kok bisa hanya berpikir sampai situ? Masalahnya, bukan hanya image kantor, tapi image Rhea seperti perempuan gampangan, pa!” Nada Rhea kini meninggi. 

“Kamu tenang Rhea, papa mengatakan hal tadi karena papa sedang memikirkan cara untuk memperbaiki image kamu. Artikel berita mengenai kamu yang mengaku tidak melakukannya pun, sudah banyak tersebar. Tetapi, papa ngga bisa memperkuat alasan kamu karena belum ada bukti yang bicara.”

Rhea tertegun memikirkan kalau ucapan papanya ada benarnya. Hingga, tak lama, terdengar suara ketukan pintu dan Diar langsung melongok di depan pintu. 

“Bu, saya mau melaporkan update mingguan. Sekalian sama bapak bisa?” 

“Masuk aja yar.” Rhea duduk kembali di kursinya.

Diar duduk di sofa dan berhadapan dengan Darren. Darren melihat beberapa file yang dibawa oleh Diar. 

“Minggu ini ELGANC sudah masuk ke sepuluh besar lagi. Dari data marketing, kolaborasi dengan PURE di Jakarta X Beauty mengalami lonjakan yang menarik. Walaupun PURE juga selalu struggling di angka 3-5 besar tetapi lip cream terbaru yang hydra stay, membuat mereka sempat bertengger di posisi 2.  Kalau ELGANC punya power stay, PURE punya yang lebih ringan yaitu hydra stay. Jadi, para netizen menunggu adanya perpaduan antara dua ini.” 

Darren begitu lega dan kembali tersenyum bangga mendengar pencapaian tersebut. 

“Terima kasih, Diar. Saya ingin kembali berbicara dengan putri saya.” 

“Tapi maaf pak, ini belum semuanya selesai.” 

“Setelah ini ya.” 

“Baik, pak. Permisi.” 

 Rhea sedari tadi tidak mengeluarkan ekspresi apapun, bahkan tidak lega atau memikirkan adanya kesempatan apapun. Darren dengan lembut mengusap pundak Rhea dan mencoba menenangkannya. 

“Rhe, papa sudah punya rencana mengenai hal ini.”  Darren tetap berada di sebelah Rhea berdiri dan mencoba untuk menjelaskan. “Papa ingin adanya kolaborasi ELGANC X PURE, tapi kali ini kamu mencoba sekali lagi untuk menjadikan ini besar. Kamu dan Alakai akan digadang sebagai couple goals lagi.” 

“Papa ingin aku menikah secara bisnis lagi?” Rhea melirik sinis kepada papanya. 

“Dengar ya Rhea, papa sudah berusaha untuk menutupi skandalmu dengan keluarga Ocean yang tidak tau diuntung itu. Bahkan papa sudah membuat media melupakan skandal malam itu. Papa hanya perlu kamu semakin dekat dengan Kai saja.  Kalau bisa ya sampai menikah. Papa bisa melihat dia menyukai kamu. Hanya saja kamu tidak pernah melihat dia. Visi dan misinya sebagai CEO begitu inspiratif. Sejak papanya meninggal tiga tahun lalu,  dia mencoba sendiri untuk membangun usahanya.” 

“Pa, latar belakang Ocean saat itu pun semua baik-baik saja dan tampak meyakinkan, tapi akhirnya apa, pa? Saat ada kesusahan, dia tetap meninggalkan Rhea!” 

“Kamu gak usah pikirkan lagi anak mami itu! Sekarang pikirkan sosok baru di depan kamu yang siap menggenggam tangan kamu dan menyongsong masa depan yang cerah. Kamu harus pikirkan ELGANC yang sudah kamu bentuk dan image kamu sebagai CEO wanita yang berhasil.” Darren kembali mengusap pundak Rhea. 

Kali itu Rhea merasa seluruh tubuhnya panas, dia merasa dunia mengontrol semua yang dikerjakannya. Rhea tidak punya control atas dirinya sendiri. Detik itu, yang Rhea tau hanya membawa handphone dan tasnya lalu pergi. Darren memanggil Rhea terus, tetapi Rhea tetap pergi meninggalkan ruangannya. 

***

 

Siang di Jakarta waktu itu kembali disirami hujan ringan. Sebuah payung di meja makan restoran rooftop sudah tampak basah. Di bawah payung itu, tampak Rhea duduk termenung. Butter rice with chicken garlic-nya hanya habis setengah. Tetapi, dua piring kecil yang tadinya berisikan cake sudah habis. Di sampingnya, iced chocolate raisin-nya juga sudah habis. Rhea adalah tipikal yang bisa menghabiskan banyak makanan manis di kala stresnya.  


Pelayan resto mencoba untuk meminta Rhea pindah, tetapi dia enggan. Rooftop restoran bernama Blue Jasmine itu mengingatkan Rhea kepada mendiang ibunya yang bernama Jasmine.  Resto itu berada di lantai 10 sebuah gedung di Jakarta Pusat yang menjadi tempat kesukaan Rhea. Dia bisa saja menyewa bagian luarnya untuk dia dan orang-orang favoritnya mengobrol. Windy, Flo bahkan Ocean sudah berada di sana.  Kini, salah satu orang yang entah akan dimasukkan ke list favoritnya sudah datang. Dia adalah Alakai, yang datang dengan mandiri membawa payung hitam lalu menatap khawatir pada Rhea.

“Kenapa ngga di dalem aja, Rhe? Di sini berangin.” 

“Di sini aja, hujannya ngga terlalu deras. Saya seneng ngeliat gedung-gedung di Jakarta dari sini. Masih sesak sih rasanya. Harusnya saya lihat kebun teh atau pantai.” 

“Kamu mau saya ajak ke sana? Saya bisa ajak kamu ke sana.” 

“Nanti aja. Kamu mau ngobrol apa, Kai?” 

“Saya ngga mungkin ngobrol dengan raut wajah kamu kaya gitu, Rhe.” 

“Bukannya wajah saya seperti biasa pun kaya gini ya?” 

“Tapi kali ini, dunia berasa runtuh di hadapan kamu. Ada apa, Rhe?” 

Rhea kesal kalau ekspresi ini tidak bisa disembunyikan darinya. “Kenapa di antara semua brand make up, kamu mau ajak ELGANC kerja sama?” 

“Rhe, itu sesuatu yang ngga usah saya jelasin lagi. Walaupun ELGANC mengalami penurunan sejak beberapa minggu lalu, tetapi, penggemar dan pemakai tetap akanlah tetap bertahan dengan kualitas yang baik. Mereka ngga peduli dengan semua skandal itu. Saya hanya mau berkolaborasi sebagai terobosan baru di perusahaan saya. Tapi, saya pun ngga ingin egois, kali ini bisa membantu ELGANC juga.” 

“Kamu sudah yakin dengan pilihan itu?” 

“Iya tentu saja. Bahkan, ibu saya juga mendukung itu, Rhe.” 

Rhea dapat melihat keyakinan pada wajah Alakai yang sangat tenang dan tertata. 

“Kai, apa yang kamu bicarakan sama papa malam itu?”

Kai agak terkejut dengan pertanyaan itu, beberapa detik dia seperti berusaha untuk menata bahasanya. “Masalah bisnis kok, Rhe.” 

“Pernikahan bisnis?” Rhea langsung menembak Kai. Kai merasa Rhea memang sedang menginterogasinya. Kai kembali tenang lagi. 

“Iya, tapi belum terlalu banyak.” 

Rhea langsung beranjak dari duduknya dan tangannya menggeprak meja. “Kenapa sih Kai, kita yang memiliki perusahaan, tahta dan jabatan ini harus selalu seperti dikontrol oleh dunia, oleh orang tua kita, oleh netizen? Kalau kita ngga tepat sasaran, mereka marah. Kalau kita ngga bener sedikiiit aja, kita bakalan dicap ini dan itu. Kenapa Kai?!” Emosi Rhea akhirnya dapat meledak dengan sendirinya. 

“Rhe, kamu tau kenapa PURE hampir hancur-hancuran selama dua tahun setelah ditinggal papa saya? Karena saya ngga mau megang perusahaan! Saya harus maklum dengan penyakit kakak saya. Saya harus meneruskan cita-cita papa saya tanpa saya ada hasrat untuk melakukannya, Rhe! Tapi ini memang takdir yang harus kita jalankan. Di titik terendah pun, saya ngga sanggup kalo harus membiarkan ibu saya yang sekarang sendirian, nantinya kesusahan, kemudian gimana dengan pengobatan kakak tiri saya?” Kai pun ikutan sama-sama emosinya. Baru kali ini Rhea melihat sisi lain dari Alakai yang awalnya begitu tenang. 

“Tetapi, tujuan saya adalah tetap meneruskan brand PURE menjadi brand yang dicintai oleh penggemarnya.  Hal itu yang membuat saya bersemangat. Bertahun-tahun, saya berusaha untuk mewujudkan itu tanpa papa. Hasilnya, saya benar-benar bangkit. Saya yakin kamu pun sudah menganggap ELGANC merupakan bagian dari kehidupan kamu.” 

Rhea sadar perkataan terakhir yang keluar dari Kai adalah benar. Dia tau kalau usahanya untuk tetap membuat ELGANC nomor 1 pun tidak mudah. Namun kenapa di tahun ini, skandal itu datang dan semua hal yang seharusnya berjalan sesuai rencana, tidak jadi. Beban itu seperti terlalu berat untuk Rhea.  BRUK! Rhea tidak sadar akibat banyak beban dalam pikirannya, dia pun terjatuh ke lantai rooftop. Kai terkejut, dengan sigap dia mau membantunya. Namun, dia sadar tubuh Rhea dingin. Kai melepaskan jasnya dan memakaikannya ke badan Rhea. Rhea langsung menatap Kai yang cukup dekat dengannya seolah ingin melepas jasnya.

“Jangan dilepasin, badan kamu dingin.” 

Bagian pundak Rhea masih digenggam oleh Kai. Kali itu, tangis Rhea pecah, dua tangannya menopang tubuh dengan bertumpu ke lantai. Kai tidak sanggup melihat Rhea sedih begitu. Dia pun merengkuh Rhea dalam dekapannya.  Rhea masih sadar untuk menolak, tetapi Kai tetap memeluknya. 

“Tentang pernikahan bisnis itu, saya ngga akan biarin kamu sendiri. Kita bersama-sama menghadapi proposal itu. Kalo kamu ngga percaya akan cinta, aku yang akan memulainya.” Kai menatap Rhea dengan penuh keyakinan. 

“Kita ngga perlu buru-buru untuk memulainya, senyamannya kamu Rhea. Karena perasaan aku sama kamu nyata.” 

Mata Rhea yang sayu karena air mata pun kini menatap dengan jelas ketulusan yang Kai berikan padanya. Hati Rhea bergumam, “kenapa dunia terasa berhenti ketika aku dekat dengannya? Apakah aku sudah merasakan perasaannya?”