Geger!! Pernikahan Sesama Jenis Di Cianjur, Pria Nyamar Jadi Pengantin Wanita

Sobat Vero warga Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat geger karena viralnya pasangan sesama jenis menikah di wilayah tersebut. Pernikahan antara IH (23) dan AY (25) asal Kalimantan ini digelar, 28 November lalu. Tidak hanya itu, akad nikah kedua pasangan sesama jenis ini dihadiri keluarga, saksi, dan para tokoh setempat, serta para warga di Kampung Pakuon.

Penyamaran AD akhirnya terbongkar usai pemerintah desa dan warga menelusuri identitas aslinya. Pernikahan AD dengan wanita asal Desa Pakuon, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur pun terungkap sebagai pernikahan sesama jenis perempuan dengan perempuan.

Kepala Desa Pakuon Abdullah mengatakan awalnya dia mendapatkan informasi jika ada kabar heboh di mana ada seseorang yang meminang perempuan di desanya dengan membawa uang miliaran rupiah.

“Kabar heboh awal itu bukan pernikahan sesama jenis. Tapi ada pernikahan yang kabarnya bakal menghabiskan biaya besar sampai miliaran. Kemudian saya cek, takutnya terjadi sesuatu,” ujar dia, Sabtu, (9/12).

Pemerintah Desa kemudian menemui pihak keluarga untuk memastikan kebenaran tersebut. Sayangnya pihak laki-laki tersebut tidak bisa menunjukkan identitas diri, baik KTP ataupun identitas lainnya.

“Saat memproses persyaratan nikah ke desa dan KUA juga si pihak laki-lakinya ini banyak mengeluarkan alasan, katanya KTP-nya diambil ibunya karena tidak direstui dan alasan lainnya,” kata dia.

Dari hasil penelusuran pihak kecamatan, pasangan tersebut sudah menjalin hubungan sejak dua tahun lalu. Mempelai pria mengaku sebagai orang Kalimantan yang merantau ke Cianjur. Keduanya yang sudah saling menyayangi memutuskan untuk menikah, dengan membohongi keluarga dari mempelai perempuan dengan mengaku sebagai laki-laki.

“Keluarga perempuannya benar-benar tidak tahu. Dia mengaku, sebagai laki-laki, kemudian mengaku tidak punya identitas sehingga sulit ditelusuri. Pada akhirnya terjadilah pernikahan secara siri atau tidak tercatat negara,” ungkapnya.

Latip menuturkan, AD juga sempat mengurus persyaratan nikah ke pemerintah desa hingga KUA, tetapi tidak diloloskan lantaran tidak ada identitas. “Banyak alasannya, mulai dari tidak bawa identitas hingga lainnya. Tapi karena identitasnya tidak jelas, tidak diproses,” paparnya.

Latip menuturkan, pasca heboh pernikahan sesama jenis tersebut, Pemerintah Kecamatan langsung melakukan pembinaan. Bahkan mempelai pria yang ternyata wanita itupun diberi pembinaan khusus.

“Langsung kita lakukan pembinaan agar tidak terulang lagi. Kalau yang mempelai pria tapi ternyata wanita itu informasinya akan diproses lebih lanjut, karena sempat meminjam uang sebesar Rp50 juta untuk pernikahan tersebut dan belum kunjung dikembalikan,” tutur Latip.