Begini Kondisi Bruce Wilis Setelah Didiagnosa Demensia frontotemporal

Sobat Vero kabar kurang menyenangkan terdengar dari aktor Bruce Willis. Kini, ia dikabarkan didiagnosa menderita demensia frontotemporal setelah pada tahun lalu ia divonis mengidap afasia. Demensia frontotemporal (FTD) merupakan istilah yang digunakan untuk sekelompok gangguan pada otak yang utamanya memengaruhi bagian lobus frontal dan temporal otak. Bagian otak tersebut terkait dengan kepribadian, perilaku, dan bahasa.

Sebelumnya, pria 67 tahun didiagnosis mengalami afasia – kehilangan sebagian atau seluruh kemampuan bicara karena penyakit atau cedera pada otak – pada musim semi tahun lalu. Pihak keluarga Bruce Willis menambahkan, demensia frontotemporal adalah bentuk demensia paling umum pada orang di bawah usia 60 tahun.

“Saat ini, tidak ada pengobatan untuk penyakit ini, tapi kami harap kenyataan itu bisa dapat berubah di tahun-tahun mendatang,” menurut keterangan keluarga. Bruce Willis adalah sosok beken pada era 1980-an dan 1990-an setelah ia membintangi film layar lebar seperti Die Hard, The Sixth Sense, Armageddon, dan Pulp Fiction.

Bagaimana gejala dan penyebabnya?

Demensia frontotemporal cenderung berkembang perlahan dan memburuk secara bertahap selama beberapa tahun. Adapun tanda dan gejalanya, seperti:

Perubahan kepribadian dan perilaku, seperti bertindak tidak tepat atau impulsif, tampak egois atau tidak simpatik, mengabaikan kebersihan pribadi, makan berlebihan, atau kehilangan motivasi.
Masalah bahasa, seperti berbicara dengan lambat, berjuang untuk membuat suara yang tepat saat mengucapkan sepatah kata, menyusun kata-kata dengan urutan yang salah, atau menggunakan kata-kata yang salah.
Masalah dengan kemampuan mental, seperti mudah teralihkan, bergumul dengan perencanaan dan pengorganisasian.
Masalah memori, kondisi ini biasanya hanya cenderung terjadi di kemudian hari. Tidak seperti bentuk demensia yang lebih umum, seperti penyakit Alzheimer.
Mungkin juga ada masalah fisik, seperti gerakan lambat atau kaku, kehilangan kontrol kandung kemih atau buang air besar (biasanya tidak sampai nanti), kelemahan otot atau kesulitan menelan.

Demensia frontotemporal disebabkan oleh gumpalan protein abnormal yang terbentuk di dalam sel otak. Ini dianggap merusak sel dan menghentikannya bekerja dengan baik. Protein tersebut menumpuk di lobus frontal dan temporal otak di bagian depan dan samping. Bagian otak yang berfungsi mengendalikan bahasa, perilaku, dan kemampuan untuk merencanakan dan mengatur. Tidak sepenuhnya dipahami mengapa hal ini terjadi, tetapi seringkali ada kaitan genetik. Sekitar 1 dari 8 orang yang mengalami demensia frontotemporal akan memiliki kerabat yang juga terkena kondisi tersebut.