Sobat Vero merasakan hujan turun cukup deras kemarin? Itu adalah hasil karya modifikasi cuaca hujan buatan loh. Seperti apa ya hujan buatan itu?
Hujan deras mengguyur di beberapa wilayah Jakarta pada 27 Agustus lalu. Hujan yang turun segera jadi pembahasan ramai netizen di media sosial X (sebelumnya Twitter).
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan jika hujan tersebut adalah hasil dari modifikasi cuaca atau merupakan hujan buatan. Sebelumnya dijelaskan, jika hujan buatan ini merupakan salah satu upaya dalam mengurangi polusi udara yang terjadi.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh Kepala BMKG Dwikorita. Dia menyebut saat ini Indonesia masih musim kemarau, sehingga hujan yang turun merupakan rekayasa cuaca.
Meskipun hujan buatan Jakarta berhasil terjadi di beberapa kesempatan dengan intensitas lebat, seperti pada 27 Agustus malam lalu. Efektivitas teknologi modifikasi cuaca dalam mengurangi polusi udara masih jadi perdebatan.
Data menunjukkan meski hujan buatan berhasil membersihkan udara sejenak, polusi udara di Jakarta cenderung kembali meningkat di pagi harinya.
Melalui media sosial X milik BNPB Indonesia dijelaskan jika hujan buatan ini termasuk kedalam operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Operasi ini dilakukan bersama BNPB, BRIN, BMKG, dan TNI.
“BNPB bersama BRIN, BMKG, dan TNI berupaya mengurangi polusi udara yang belakangan ini terjadi di Jakarta dan sekitarnya. Salah satu upaya yang akan dilakukan dengan melakukan hujan buatan melalui operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC),” tulis @BNPB_Indonesia.
Pihaknya juga menjelaskan jika operasi TMC akan dilakukan secara bertahap, sebelumnya telah dilakukan pada tanggal 19 hingga 21 Agustus dan dilanjutkan kembali pada 24 Agustus hingga 2 September mendatang.
Perlu diketahui, hujan buatan itu tercipta dari penyemaian awan (cloud seeding) dengan bahan bersifat higroskopik (menyerap air) hingga pertumbuhan butir-butir hujan dalam awan meningkat dan terjadi hujan lebih cepat.