Minggu kemarin gue iseng pengen jalan-jalan ke museum yang ada di Jakarta. Akhirnya pilihan gue jatuh ke Museum Nasional yang terletak di jalan Medan Merdeka Barat 12. Alasannya simple: aksesnya gampang. Tinggal naik MRT sampai stasiun Bundaran HI terus lanjut naik ojol sekitar 10 menit. Kalau mauongkosnya lebih murah, bisa naik KRL atau TransJakarta. Harga tiket masuknya juga cukup terjangkau. Mulai dari 15.000 rupiahaja.
Museum yang lebih dikenal dengan sebutan Museum Gajah ini merupakan museum pertama dan terbesar di Asia Tenggara. Ada sekitar 190.000 koleksi benda bersejarah di sana. Selain patung gajah berbahan perunggu—yang merupakan pemberian dari Raja Chulalongkorn dari Thailand pada tahun 1871—yang dipajang di halaman depan museum, salah satu koleksi paling penting lainnya di museum ini adalah Arca Bhairawa yang terletak di tengah area utama museum.
Arca Bhairawa termasuk salah satu benda sejarah yang ikoniskarena ukurannya yang sangat besar. Arca yang merupakan peninggalan masa Hindu-Buddha ini memiliki tinggi sekitar 4,5 meter dan berat sekitar 4 ton. Jadi, gue belum masuk ke museum pun, gue udah bisa melihat Arca Bhairawa dari luar pintu masuk museum. Dan, dari kunjungan gue ini, gue baru tau kalau Arca Bhairawa yang merupakan arca tertinggi di Museum Nasional itu punya sejarah yang serem banget.
Ini ceritanya.
Jadi, sebelum Arca Bhairawa menjadi koleksi Museum Nasional, arca raksasa ini aslinya terletak di bukit di tengah persawahan di kompleks percandian Padang Roco, Dharmasraya, Sumatera Barat. Bagi masyarakat Dharmasraya, Bhairawa merupakan salah satu perwujudan Dewa Siwa sang dewa penghancur, sekaligus Buddha dalam aliran Tantrayana yang memadukan unsur Hindu dan Buddha. Bhairawa digambarkan sebagai raksasa yang berwujud mengerikan, memiliki taring, dan bersifat kejam.
Bhairawa memiliki dua tangan, tangan kiri memegang mangkuk dari tengkorak manusia berisi darah manusia, sementara tangan kanannya membawa pisau belati. Konon katanya, itu untuk menunjukkan upacara ritual di mana Bhairawa meminum darahmanusia untuk bersatu dengan dewa. Bhairawa jugadigambarkan tengah menginjak orang cebol yang tengah terlentang dan berdiri di atas delapan tengkorak berjajar yang menggambarkan lapangan mayat.
Arca Bhairawa dikaitkan dengan perwujudan Raja Adityawarman yang merupakan raja di wilayah Dharmasrayadan merupakan penganut sekte Bhairawa. Sekte Bhairawa ini melakukan kegiatan ekstrim untuk bisa menyatu dengan dewaseperti meminum darah dan memakan daging manusia. Makanya, ketika Adityawarman dinobatkan sebagai raja, Adityawarman duduk di atas tumpukan mayat sambil meminum darah manusia dan tertawa bagai setan.
Duh, serem banget! Untung sekarang sekte kayak gini sudah nggak ada lagi di Indonesia.
Tapi nih, setelah tau fakta menyeramkan ini, cara kalian melihat Arca Bhairawa masih sama nggak? Sekedar patung biasa atau patung yang mengerikan? Komen yuk!