Pesugihan bukan hanya mitos, tetapi menjadi bagian dari kisah kelam yang terus diceritakan lintas generasi. Praktik ini diyakini sebagai cara untuk memperoleh kekayaan secara instan melalui perjanjian dengan makhluk halus atau entitas gaib.
Namun, kekayaan tersebut tidak datang secara cuma-cuma, selalu ada harga yang harus dibayar. Salah satu unsur terpenting dalam praktik pesugihan adalah media, yaitu perantara yang digunakan untuk menghubungkan pelaku dengan kekuatan gaib.
Berikut ini adalah lima jenis media pesugihan yang paling sering digunakan dan sering meneror banyak orang!
1. Jimat Bertuah
Jimat adalah media paling umum dalam praktik pesugihan. Biasanya berbentuk batu akik, keris, cincin, atau benda pusaka yang telah “diisi” energi gaib oleh dukun. Benda ini dipercaya mampu menarik rezeki, memberikan aura kharisma, bahkan melindungi dari serangan musuh , baik itu fisik maupun gaib.
Dalam beberapa pesugihan jimat baru bisa didapat setelah melalui ritual panjang seperti semedi di tempat angker, memberi sesajen, atau berpuasa selama waktu tertentu. Jika jimat sampai jatuh ke tangan orang lain tanpa seizin pemiliknya, maka efek balik atau kutukan bisa terjadi.
2. Benda Milik Korban
Media pesugihan selanjutnya yang sering digunakan adalah benda milik korban, seperti potongan rambut, kuku, pakaian bekas, atau bahkan foto. Benda ini digunakan sebagai “jembatan spiritual” untuk mengikat tumbal secara gaib. Dalam praktik pesugihan, benda milik korban ini akan menjadi representasi energi korban yang akan ditumbalkan atau dipersembahkan.
Baca Juga: 5 Level Pesugihan Terkelam, Getih Anak Jadi Level Tertinggi!
3. Kain Kafan / Tali Pocong
Kain kafan atau tali pocong adalah salah satu media paling menyeramkan dalam pesugihan. Biasanya kain kafan atau tali pocong ini diambil dari kuburan yang masih “segar” atau belum genap 40 hari.
Benda-benda tersebut dipercaya menyimpan energi kematian yang sangat kuat, sehingga bisa digunakan untuk memanggil arwah atau makhluk gaib yang bertujuan untuk mendapat kekayaan cepat dan drastis, namun konsekuensinya cukup besar. Jika tidak mampu “membayar” perjanjian tersebut tepat waktu maka anggota keluarga pelaku bisa celaka.
4. Cermin Gaib
Cermin dipercaya bukan hanya sebagai benda pemantul bayangan, tetapi juga pintu menuju dimensi gaib. Cermin yang digunakan bukan cermin biasa, melainkan cermin yang telah melewati ritual khusus oleh dukun tertentu.
Melalui cermin, pelaku pesugihan dapat melakukan komunikasi dengan makhluk halus, atau bahkan memantau aktivitas dunia nyata dan dunia lain secara bersamaan.
5. Boneka Ritual
Boneka dalam pesugihan bukan mainan biasa, tapi media pesugihan yang dibuat khusus sebagai wadah untuk ruh, baik ruh dari tumbal maupun ruh gaib. Dalam praktik pesugihan seperti Getih Anak, boneka tersebut bisa diisi oleh arwah atau darah anak yang dijadikan tumbal oleh pelaku.
Jika biasanya boneka akan diberikan sesajen, boneka pada pesugihan Getih Anak dijadikan media perjanjian dengan makhluk gaib yang akan mengabulkan keinginan pelakunya. Tapi seperti pesugihan lainnya, boneka tersebut bisa menjadi berbahaya dan menghantui pemiliknya jika perjanjian yang dilakukan tidak terpenuhi atau gagal.
Media-media pesugihan di atas hanyalah sebagian dari ratusan jenis perantara gaib yang dikenal. Apa pun bentuknya semua akan menuntut pengorbanan besar dan ikatan perjanjian yang tidak bisa sembarangan diputuskan!
