10 Konglomerat Penguasa IKN, Siapa Saja Mereka?

Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur telah dimulai sejak tahun 2022. Proyek besar ini diperkirakan akan menghabiskan dana hingga Rp 560 triliun. Dana tersebut akan digunakan untuk membangun berbagai infrastruktur, seperti jalan, jembatan, bandara, pelabuhan, dan perumahan.

Dalam pembangunan IKN, pemerintah membuka peluang bagi swasta untuk berpartisipasi. Hal ini dilakukan untuk mempercepat pembangunan dan mengurangi beban anggaran negara.

Berikut adalah 10 konglomerat yang telah menancapkan pengaruhnya di IKN:

Kusuma Sugianto (Agung Sedayu Group)

Aguan atau Kusuma Sugianto merupakan pemilik Agung Sedayu Group yang akan menginvestasikan Rp20 triliun untuk membangun di IKN Nusantara.

Pria dengan nama asli Guo Zayuan yang kemudian berubah di masa orde baru menjadi Sugianto Kusuma atau Aguan Sugianto dikabarkan berinvestasi di IKN totalnya mencapai Rp 40 triliun.

Dengan Rp 20 triliun digunakan untuk membangun proyek mixed used development, lalu sisanya akan digunakan untuk pembangunan kebun raya dan bahkan Taman Safari di IKN.

Franky Oesman Widjadja (Sinar Mas)

Konglomerat Sinar Mas Franky Widjadja dikabarkan berinvestasi di kawasan Penajam Paser Kalimantan Timur. Franky dan konglomerat lainnya sudah membentuk konsorsium dan groundbreaking dilaksanakan pada September 2023.

Adapun konsorsium penanam modal dalam negeri (PMDN) tersebut akan digunakan untuk membangun sejumlah infrastruktur dasar mulai dari hotel, taman, gedung sekolah, rumah sakit, hingga mal.

Franky Widjaja adalah putra pendiri Grup Sinar Mas, Eka Tjipta Widjaja yang meninggal pada Januari 2019. Pada 2022, Forbes mencatat total kekayaannya mencapai 10,8 miliar dollar atau sekitar Rp157,2 triliun.

Anthony Salim (Salim Group)

Konglomerat lain yang akan ikut berinvestasi di IKN adalah bos Salim Group yang akan membangun hotel, ruang pertemuan, beberapa restoran agar tahun 2024 bulan Agustus bisa dilangsungkan upacara di sana

Untuk diketahui, Anthony Salim dan keluarga sempat masuk dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia berdasarkan majalah bisnis Forbes dengan total kekayaan bersih hingga mencapai 7,5 miliar dollar.

Pui Sudarto (Pulauintan)

Pui Sudarto merupakan pendiri PT Pulauintan Bajaperkasa Konstruksi atau Pulauintan yang dibentuk pada 30 Juli 1990.

Selain jadi raja konstruksi Pui juga seorang pengusaha sukses di bidang tekstil, manajemen properti, kesehatan, serta jasa kebersihan, dan pengamanan.

Prajogo Pangestu (Barito Pasific)

Konglomerat Prajogo Pangestu dalam semalam melesat jadi orang terkaya ke empat di Indonesia dengan penambahan harta sebesar 371 juta dollar atau setara Rp5,67 triliun.

Pengusaha bidang petrokimia dan pertambangan ini mencatatkan kekayaan sebesar 7,9 miliar dollar atau setara Rp12,85 triliun.

PT Barito Pacific pada masa orde baru menjadi perusahaan kayu terbesar di Indonesia, lalu ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrichemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.

Kuncoro Wibowo (Kawan Lama Group)

Kuncoro Wibowo adalah seorang pengusaha yang dikenal sebagai pemilik Tunggal dari jaringan perusahaan ritel perkakas Ace Hardware di Indonesia

Melalui PT Kawan Lama Sejahtera, ia berhasil mengembangkan bisnis perkakasnya yang berkonsep one stop shopping. Hal ini membuatnya berada dijajaran orang terkaya Indonesia versi Forbes 2021 dengan kekayaan mencapai 1,48 miliar dollar atau setara dengan Rp21,8 triliun.

Djoko Susanto (Alfamart Group)

Djoko atau Kwok Kwie Fo yang lahir di Jakarta, 9 Februari 1950 memulai bisnisnya ketika lulus SMA pada 1966

Lalu Djoko sempat bekerjasama dengan Putera Sampoerna, akhirnya dia mendirikan PT Alfa Retailindo pada 1989 dan mengubah gudang Sampoerna di Jl Lodan No. 80. Waktu berlalu toko kelontongnya berubah jadi Alfa Minimart di bawah PT Sumber Alfaria Triyaja pada 18 Oktober 1999

Hingga pada 2023 ia berhasil masuk dalam 10 orang terkaya di Indonesia dengan harta sebesar 4,5 miliar dollar atau Rp66 triliun.

Eka Tjandranegara (Mulia Group)

Dengan nama asli Tjan Kok Hui, dirinya berani terjun ke dunia bisnis skala besar ketika mendirikan Grup Mulia pada tahun 1970-an.

Grup Mulia didirikan oleh Eka, bersama ayah, Tjandra Kusuma, dan 2 saudaranya, yakni Gunawan Tjandra dan Djoko Tjandra.

Awal bergerak di industri perkapalan, namun beralih ke industri keramik lewat PT. Mulia Glass pada tahun 1986. Lalu perusahaan tersebut berubah nama jadi PT Mulia Industrindo Tbk yang bergerak di bidang produksi kaca lembaran, glass block, dan kaca pengaman otomotif.

Tak hanya itu, sepanjang periode 1990-an, Eka juga berbisnis properti yang membuat namanya melambung hingga jadi ‘otak’ dibalik bangunan Hotel Mulia, Mal Taman Anggrek, Plaza Kuningan dan banyak lagi bangunan terkenal di Indonesia lainnya.

Soeryadjaya (Astra)

Terdapat nama Soeryadjaya sebagai orang di belakang Astra di dalam bahan paparan Otorita IKN di Badan Anggaran DPR RI. Walaupun PT Astra International didirikan oleh William Soeryadjaya alias Oom Willem pada 1957 lalu.

Namun, kini keluarga Soeryadjaya sudah bukan lagi pemilik saham pengendali Astra. Hal tersebut karena kasus anak Oom Willem, yakni Edward Soeryadjaya yang terlilit utang pada krisis moneter.

Tapi Astra tetap jadi salah satu bagian yang akan berinvestasi membangun IKN.

Garibaldi ‘Boy’ Thohir (Adaro)

Garibaldi Thohir merupakan pengusaha batu bara nasional dan anak dari Teddy Thohir sekaligus kakak dari Erick Thohir.

Adaro bukanlah pengalaman pertamanya bisnis batu bara, pada tahun 1992, ia sempat berbisnis batu bara dari PT. Allied Indo Coal di Sawah Lunto Sumatra Barat.

Kemudian ia melebarkan sayap bisnisnya dan berkat besarnya bisnis lintas sektor milik Garibaldi, membuatnya masuk dijajaran orang terkaya di Indonesia. Forbes 2022 pun mencatat Garibaldi memiliki harta 3,45 miliar dollar atau Rp53 Triliun.

Sebenarnya masih banyak lagi konglomerat yang akan berinvestasi di IKN, seperti dari Mayapada Group, Bakrie, dari Lippo, Saratoga dan banyak lagi.

Kira-kira siapa lagi konglomerat yang akan jadi penguasa tanah baru di IKN ya Sobat Vero?

Exit mobile version